Kedua bola mata Jennie bergulir kesana-kemari, dia tersesat mencari pintu untuk kembali ke ruang utama dan terlalu asik mengagumi pemandangan lewat jendela ruangan ini. Chanyeol menaikan belaian telunjuknya dari dagu untuk menyentuh bibir bagian bawah gadis itu, mengusapnya kasar dan seduktif. Jennie memejamkan matanya, adrenaline nya terpacu dengan satu alasan. Sentuhan pria untuk pertama kalinya ia rasakan, membangunkan saraf perawan yang selama ini tertidur pulas dalam buaian. Park Chanyeol menurunkan wajahnya, menghirup dalam-dalam aroma bibir si gadis yang tercium cherry segar. Lalu sedetik kemudian bibir itu menemukan peraduannya. Bibir padat Chanyeol membelai setenang angin malam membuat Jennie menegang seketika. Tangan gadis itu yang semula meremat boneka, menjatuhkan paksa boneka malang yang kini menjadi saksi bisu. Jennie mendapatkan ciuman pertama nya, yang semula setenang danau tanpa binatang berubah menjadi guncangan bak bencana alam. Pria itu mengorek isi mulut dengan lidahnya yang kasar membelai membabi buta, bibir padatnya menyesap sekuat tenaga seakan tak ingin terlepas. Jennie membuka mulutnya dengan paksa, pria itu menghadiahinya gigitan kecil yang menggugahkan lamunan gairah. Park Chanyeol menyenangi hari ini, ketika pangeran kecilnya menegang sempurna, celana pantalonnya membengkak dibagian tengah atas dan menusuk perut rata si gadis polos yang tersesat di dalam rumah megahnya.