Iri itu yang selalu dirasakan oleh Angelina, senyum dengan keadaan menangis ialah hal yang selalu dia lakukan. Dari sudut kanan sudah terpampang nyata Ibu kandungnya sudah bahagia dengan keluarga barunya. Dan dari sudut kiri sudah ada ayah kandungnya yang sudah bahagia dengan keluarganya. Angelina lelah akan hidupnya yang hambar tak ada satu pun yang mengerti dirinya. Dengan langkah gontai Angelina berjalan menuju pembatas jembatan, dan menaiki pembatas tersebut sambil merentangkan kedua tangannya. Satu detik berlalu seorang lelaki berparas tampan, hidung mancung, serta rahang bawah yang terukir tegas mencekal dan mengangkat tubuh Angelina ke pelukannya. "Jika sudah tidak ada yang memperdulikan ku lebih baik cabut saja nyawaku," beo Angelina. "Jangan lakukan itu. Aku akan selalu ada untukmu. Please! Jangan lakukan hal konyol seperti itu," harap Bhalendra. Warning ‼️ Cerita ini mengandung unsur bawang‼️ Disarankan untuk berumur 15+‼️
3 parts