Deanna selalu berfikir bahwa jatuh cinta kepadanya adalah anugerah terindah dalam hidupnya. Meskipun berkali-kali ia ditinggalkan tanpa kata pamit. Tetapi berkali-kali juga, semua rasa pahit yang dirasakannya, ia lupakan begitu saja ketika lelaki tersebut kembali hadir dalam hidupnya. Baginya, lelaki bernama Rigel tetap satu-satunya lelaki yang berhasil membuatnya nyaman dan menetap pada satu hati. Namun ia mulai menyadari bahwa semesta dan waktu mulai ikut campur dalam perasaannya. Dari hari ke hari, ia mulai ragu dengan perasaannya. Ia mulai muak dengan semuanya. Ia mulai berfikir "mungkin seharusnya menyerah dan selesai".