Dipantai itu ada cerita tentang sebuah kepergian yang kadang membawa sebuah keperihan untuk seorang sastra , yang merasa bahwa penciptanya membuat semua dongennya hacur, dunia yang tadinya berwarna berubah menjadi sebuah bayangan hitam yang berubah menjadi sebuah moster dalam kehidupanya. " abang Zai nanti kalo Sastra punya uang sastra punya keinginan buat punya rumah disini, biar nanti kalo sedih bisa main disini bareng abang, abang mau kan , temenin Sastra maukan bang" " iya, abang akan terus disamping sastra kemana pun sastra melangkah, tapi sastra harus janji meskipun abang pergi jauh sastra harus bahagia, janji ya !" " iya sastra janji, memang abang mau kemana?, abang gk boleh jauh jauh sama sastra, abang harus selalu sama sastra , nanti sastra sama papa kesepian" " abang Zai mau ketemu bunda, bunda sudah rindu sama abang Zai, jadi bunda butuh abang Zai untuk temani bunda" " kok bunda gk rindu sama Sastra dan papa, memang bunda pergi kemana? jauh ya abang Zai?, memang bunda sendiri gk ada temannya ya disana?, kalo sastra aj yang menemui bunda bagaimana ?, kan sastra juga ingin main sama bunda, kalo abang zai pergi bilang ya, nanti sastra siap siap, sastra ingin ikut, nanti sastra beri tahu papa, biar papa juga ikut dengan kita bertemu bunda, dan bunda punya teman, oke abang zai, iyakan abangggg" " Ih adek abang ini cerewet bangettt cih, uluh uluh, jadi pengen abang karungin deh, hehehe" Percakapan masa kecil itu selalu terbayang bayang oleh seorang sastra yang merasa semuanya hilang, terbawa oleh waktu, dan semua nya pergi tanpa memberi sebuah penjelasan sampai , suatu saat dia belajar memahami kehidupan itu sendiri, dan memulainya kembali walau sulit.All Rights Reserved
1 part