Bagi Sam, Hanah adalah alat yang ia perlukan untuk membuat kakek memilihnya menjadi penerus bisnis keluarga.
"Buktikan pada kakek bahwa kamu bisa membentuk sebuah keluarga. Dengan begitu, kakek akan membuat kamu menjadi penerus satu-satunya bisnis keluarga Handoko."
Kata-kata kakeknya itu masih terngiang jelas di dalam telinga Sam hingga saat ini, ketika ia duduk di hadapan Hanah Pricillia Mulyadi. Melihat gadis itu kini sudah tumbuh dewasa, Sam merasa nostalgia. Sekilas ingatan masa lalu bagaimana gadis kecil itu memeluk lengannya dengan tubuh meringkuk sambil menangis tanpa suara menerpanya.
Ah, benar juga itu sudah lebih dari sepuluh tahun yang lalu. Ketika Sam berusia tujuh belas tahun, ia harus pindah ke Amerika karena mengikuti kakeknya yang saat itu sedang mengembangkan bisnis di negara adidaya tersebut. Ia masih ingat bagaimana Hanah yang berusia sebelas tahun menatap kepergiannya saat itu.
"Sam," panggilan itu membuat fokus Sam kembali. Pria itu menatap gadis yang tengah duduk di hadapannya.
"Aku menyetujui pernikahan kontrak ini," kata Hanah dengan mantap.
Dua tahun.
Mereka akan menikah hanya selama dua tahun sebelum berpisah. Sementara Sam mengkalkulasi semuanya di dalam pikirannya, rupanya hal serupa juga sedang terjadi di dalam diri Hanah.
Gadis itu menatap sosok pria di hadapannya. Saat ini ia sedang melihat satu-satunya tiket keluar dari rumah keluarganya. Atau mungkin... lebih cocok disebut sebagai rumah 'neraka'.
Selama delapan tahun terakhir, ia sudah cukup menahan diri. Sekarang sudah saatnya ia meraih kebahagiaannya sendiri. Sam adalah alat yang bisa ia gunakan selama dua tahun untuk mandiri sebelum ia benar-benar meninggalkan seluruhnya lalu pergi selamanya dari keluarganya.
--
Rank #1 in completed 25/03/2022
Rank #1 in trauma 01/04/2022
Rank #2 in friendship 18/10/2022
Rank #1 in drama 08/01/2023
----
Start-End : 11/07/2021-13/03/2022
----
Reading List - Februari 2022 kategori Dangerous Love WattpadromanceID 🔥
Dia yang kupercayai sebagai pemilik hati ini seutuhnya. Namun dia juga yang menghancurkanku hingga menjadi butiran debu. Melupakan memang takkan pernah mudah. Merelakan yang pernah ada, menjadi tidak ada adalah kerumitan yang belum tentu dia tahu rasanya. Aku masih bertanya-tanya dalam hati, mengapa semua harus berakhir sesakit ini? Dan apa tujuannya selama ini? Bukankah kita berjanji untuk saling menyembuhkan?
Tapi tenang saja, aku telah berjanji pada diriku. Aku akan menyembuhkan lukaku sendiri, tanpa bantuan orang lain.
-Qaeera Atthifa Hani
Aku tak mengerti, mengapa aku yang tak mudah tergoda ini malah begitu saja terjebak dalam perhatian dan tindakannya yang berbeda dari yang lain. Dia yang mencuri hatiku sejak pertama kali aku melihatnya. Bahkan saat aku sama sekali belum mengetahui namanya. Rasa ini telah singgah di hatiku selama sewindu. Entahlah ini yang dinamakan cinta pada pandangan pertama atau hanya rasa penasaranku terhadap dirinya yang tak pernah bisa kumiliki.
-Parama Randy Wardhana