Sekedar mengingatkan, ini dikasih rate 19+
Pastinya ada adegan dewasa dan beberapa kata-kata kasar.
"Ku biarkan kau hidup-" Gio tersenyum setan, "asal kau memberikan tubuh mu."
Vey mundur ketakutan, "apa maksud mu, brengsek?!"
Gio maju, mendekap punggung Vey. Tubuhnya menempel erat, "Ah.... sebagai permulaan, jadilah kekasihku." Gio meringis saat Vey menampar pipinya, panas.
"Dasar bajingan tengik! Tutup mulut kotor mu atau-" Ucapan Vey terhenti saat ada bibir lain yang membungkam mulutnya.
Gio memasukan lidahnya, menerobos masuk. Tangannya menahan tangan Vey yang terus-menerus memberontak.
"Ah." Vey menggelinjang saat bibir basah Gio mencumbu lehernya. Vey jatuh lemas saat Gio melepaskan pelukannya.
Gio berdecih sinis, "bencimu hanya di mulut saja. Bahkan hanya dengan bibir ku sanggup membuat mu tak berdaya." Ia menyeringai.
Raga sudah sering membaca novel tentang 'Transmigrasi'.
Ia sebenarnya tidak begitu mempercayai tentang hal yang jelas jelas tidak masuk akal, hingga akhirnya ia sendiri yang merasakannya.
'Gue mati gak epik banget anjir. Masa gue mati karena serangan jantung?! '
Dan... Ya. itu dia.
ia merasuki tubuh seseorang.
"KENAPA DIANTARA SEMUA JENIS TRANSMIGRASI GUE HARUS MASUK KE TUBUH DUDA ANAK TIGA, SYALAND!!!"
Ya, ia merasuki Xavier Radhitya Adibrata. Duda tampan beranak tiga.