Story cover for Hazel in The Red House by LathifahChoo7
Hazel in The Red House
  • WpView
    Reads 13
  • WpVote
    Votes 0
  • WpPart
    Parts 3
  • WpView
    Reads 13
  • WpVote
    Votes 0
  • WpPart
    Parts 3
Ongoing, First published Jun 30, 2021
Tentangku, remaja lusuh yang memutuskan untuk pergi dari rumah kemudian terjebak ke dalam Red House. Rumah yang konon dihuni oleh boneka-boneka mistis menyeramkan. Semua orang mewanti-wanti diriku untuk tidak berani mendekati bahkan 5 meter pun dari rumah tersebut yang letaknya berada di puncak pegunungan kampung sebelahku.
Ternyata.. Semua orang salah. Bukan boneka-boneka mistis itu saja yang meninggali Red House. Tetapi juga seorang perempuan yang sangat cantik!


This story original is by me. Pls don't copy paste-!
All Rights Reserved
Sign up to add Hazel in The Red House to your library and receive updates
or
Content Guidelines
You may also like
GREENSTA [END] by angietsania_
73 parts Complete
SUDAH TERBIT! TERSEDIA DI ONLINE SHOP 115k!! DAN TERSEDIA DI KARYAKARSA! "Aku memutuskan untuk mencintainya, jadi aku harus siap untuk menerima segenap luka yang akan ia ciptakan." -Grista Gabriel- "Lo udah gak cantik, gak punya akhlak dan kali ini lo udah gak suci dimata gua!" "Inget Gris! Gua akan buang lo setelah gua puas buat lo menderita!" "Aku menghemat seluruh napas dan ludahku, hanya ingin untuk bertukaran dengan mu, Grista." -Green Affando- Ini kisah kami, dua insan yang bertahan selama 365 hari. Bukan sekadar satu tahun biasa, tapi tentang bagaimana aku bisa bertahan dengan sikapnya yang berbeda dari pria lain. Bagaimana ia tetap mempertahankanku meski menciptakan suasana yang begitu membosankan. Dia mendiamkanku, menciptakan luka, dan mematahkan cinta yang telah kurangkai. Bertahan dengannya tak pernah mudah. Ia meninggalkanku dengan orang lain, tapi saat aku ingin pergi, dia justru semakin menyakitiku. Semakin lama bertahan, semakin besar luka yang kuterima hingga sulit kuselesaikan. Ketakutanku akan kesendirian malah menghancurkan hidupku, penuh air mata. Ini bukan kisah cinta yang indah. Bukan tentang pria yang melindungi wanitanya. Bukan cinta yang tulus, setia, atau bebas rahasia. Bahkan hukum alam dan negara seakan ingin mengakhiri semuanya. Mencintainya membawaku dekat pada kehancuran sekaligus memberiku kekuatan untuk bangkit dan melihat dunia dengan mata baru. Di balik kisah yang penuh luka ini, tersembunyi rahasia gelap yang menanti terungkap. Seseorang di antara mereka terlalu mahir menyembunyikan niat jahat-merancang kehancuran di balik topeng pesona. Saat malam menjadi saksi, jejak darah dan kebohongan perlahan terkuak. Namun, tak ada yang benar-benar tahu siapa dalangnya. Ini bukan sekadar kisah cinta yang rumit, tetapi perjalanan menuju kebenaran yang menakutkan. Di antara Grista, Green, atau bayangan yang mengintai mereka, tersembunyi sosok dengan hati iblis yang siap menghancurkan segalanya. WARNING [18+]
You may also like
Slide 1 of 10
Diary Of Rain [END] cover
GREENSTA [END] cover
Welcome Home, Saga!  cover
Maaf, Aku Terlambat END✅ cover
CLOSER cover
SIRAUT SIRAH [REVISI] cover
Dandelion cover
LOVE WITHOUT END!   cover
Aghida [ON GOING] cover
Sefrekuensi {ON GOING} cover

Diary Of Rain [END]

25 parts Complete

Aku beringsut berdiri dan berniat meninggalkan kamar ini secepatnya. Tapi tanganku dicekal olehnya dan langsung ku sentak dengan keras hingga terlepas. "Rain..." panggil Lano namun tak berniat ku hentikan langkah ini ataupun menoleh kebelakang. Namun ketika menyentuh kenop pintu, dua lengan kekar memelukku dari belakang. "Jangan pergi" hembusan nafas yang terasa panas menerpa kulit leherku yang terbuka. Aku memberontak dan memukul-mukul tangannya yang melingkar diperut "Lepas! Lepaskan!!!" teriakku dengan suara parau Bukannya melepas, Lano semakin mengeratkan pelukannya. Tenagaku terkuras habis, sebanyak apapun tenaga yang ku keluarkan untuk lepas dari kukungannya hasilnya tetap sama. Aku masih dalam dekapannya. "Aku benci kau Lano..." Pandanganku memburam seiring mata yang tertutup. Akhirnya aku menyerah dalam pelukannya. Disisa kesadaran aku mendengar suaranya yang nyaris seperti bisikan. "Maaf..."