"Shaaa....nomor 7 caranya gimana" tanya Ervan "Hah? Gw gak salah denger? Seorang Ervan nanya soal matematika ke saingan nya sendiri? Sakit lu ya Van?" Sahut Shafa terheran "Loh...k-kan lu ketua kelompok nya, kata Bu Ratih kalo gak ngerti tanya ketua, yaudah gw nanya lu"jawab Ervan gugup karena berbohong Ervan menaruh dagu nya diujung siku tangan dan menyodorkan buku nya agar Shafa menjelaskan cara menyelesaikan soal-soal yang diberikan Bu Ratih. Shafa yang merasa bertanggung jawab akan setiap anggota nya mau tidak mau mengajari Ervan dan menaruh dagu diujung siku pula, posisi itu membuat jarak muka mereka sangat dekat kurang lebih hanya sekitar 10 cm, Shafa fokus mengajari Ervan dan menulis cara-cara nya sedangkan Ervan hanya sibuk memandangi wajah Shafa sambil senyam-senyum sendiri Mungkin Shafa sadar bahwa dirinya sedang dipandangi, namun ia bersikap profesional menunggu soal itu selesai baru akan hendak menampar Ervan yang memandanginya sangat dekat dari tadi. Namun, tak sempat soal selesai Shafa sudah sangat marah dan menatap balik Ervan dengan sangat tajam...mereka temu pandang cukup lama, Shafa yang tadinya ingin menampar seolah terbius dengan tatapan Ervan. "Ekhem....enak ya kalian, bukannya menyelesaikan soal-soal dari ibu malah liat-liatan mana jarak muka nya gak nyampe satu jengkal...mau berbuat mesum ya kalian disekolah? " Tuduh Bu Ratih muncul ditengah- tengah muka Shafa dan ErvanTodos los derechos reservados
1 parte