
[ππ’π₯π¬π’π₯π : ππ¬π‘ππ₯π₯π] - ππͺππ΄πͺππ’, π’π³π΅πͺπ―πΊπ’ π³π’π―π΅π’πͺ, πΆπ³πΆπ΅π’π―, π₯π’π― πͺπ¬π’π΅π’π―. Namanya Ashella Putri Abinaya Djanuar, anak Ayah Teguh Abisena Djanuar, dan cucu kesayangan Nenek Rahayu. Ia merupakan sosok manis yang penuh rasa ingin tahu, sering sekali bergelut dengan guyonan sarkas para kerabat, dan memiliki pemikiran kekanakan yang cukup menyebalkan. Lebih parah lagi, kelakuan 'ceroboh' sudah mendarah daging dalam dirinya. Ashella sebenarnya tumbuh dalam pengawasan penuh kasih sayang dari Ayah dan Neneknya, hanya saja, beberapa pernyataan buruk dari orang-orang mulai hinggap di pikirannya. Menjadikan dirinya seolah seperti orang paling bodoh sedunia. β’β’β’ "Buktinya kamu kan?" "Aku?" Beo Ashella sembari menunjuk dirinya sendiri. "Iya, kamu jadi bodoh. Dan bodoh itu salah satu ciri-ciri orang mau gila." β’β’β’ Meskipun demikian, Ashella yang katanya si 'otak kosong' tidak mempermasalahkan para sepupunya yang suka sekali mengejek dirinya. Kan memang benar, toh apa yang mau diperdebatkan. Apalagi sang Ayah sering sekali memberi wejangan, "jadi orang jangan mudah tersinggung dengan mendahulukan amarah daripada akal." Dan itu masih dipegang erat oleh dirinya. Meskipun ia salah dalam memaknai wejangan ayahnya. Dan disinilah tugas berat Faishal di mulai. Ia memikul tanggungjawab besar terhadap gadis itu- istri kecilnya. Berbagai cara ia lakukan untuk mencoba menuntun Ashella, meskipun si gadis masih saja salah kaprah terhadap niat baiknya. β’β’β’ "Kak Fais kenapa mengangkat tas Sella seperti itu?" Teriaknya histeris, saat mengetahui Faishal memegang tasnya seperti ia memegang kotoran sapi. Dan lebih parah, tasnya memang terkena kotoran sapi. β’β’β’ "Kak Fais jahat sekali!" Gadis itu benar menangis rupanya, membuat Faishal menghela nafas lelah. "Saya tidak bermaksud seperti itu, Ashel." β’β’β’All Rights Reserved
1 part