derap langkah terdengar serempak. suara itu perlahan semakin keras, hingga pintu yang awalnya tak ku ketahui dimana letaknya kini terbuka lebar. silau, lampu terang sepertinya sengaja di letakkan disana. tiga siluet tegap menghadap ku, kemudian satu orang dengan perawakan kecil seperti ku keluar dari balik tubuh tegap itu.
wajah mereka tak nampak begitu jelas, tapi tatapan itu begitu terasa. entah siapa mereka, yang jelas bukanlah orang baik dan bersahabat. kapan saja mereka siap melempar pedang dan menebas leher ringkih ku ini.
mereka mendekat pada ku. aku meronta sekuat tenaga saat tangan tangan kasar itu menyentuh tubuh ku, berusaha agar mereka menjauh walaupun tak akan membuat ku bebas dari tempat ini.
aku berdiri berhadapan langsung dengan orang bertubuh kecil itu. tempat ini masih remang remang, setelah mereka tadi masuk pintu itu tertutup lagi. tapi lampu ruangan ini disengaja dibuat redup, mungkin mereka tak ingin aku melihat mereka dengan jelas.
"katakan padaku apa yang kau ketahui?"
suara halus namun kuat.
dari suaranya aku tahu jika ia seorang wanita, namun tetap aku merasa takut dengan nada bicaranya itu.
keringat dingin mengucur, aku diam tanpa harus menjawab yang membuatnya marah dan melayangkan bogem mentah di perut langsing ku.
tak cukup disitu, tendangan pun melayang menghantam kepala serta kaki ringkih ku. darah sudah merembes keluar, meringis kesakitan tak membuat mereka ibah. sekali lagi ia mengulang pertanyaan yang sama dan mendapat hal yang sama pula.
"Arghhh!"