"Jangan dibuat ribet Zi, soal rasa itu ga ada yang abu-abu"
Anjim!!
Ruang tamu Odah hawanya dingin banget, tatapan Bang Ab kenapa sih ga bersahabat. Dengan jumawanya Ia masih menatapku dingin dengan topi army dan kaos hitam andalannya.
Ahiya, jangan lupakan cara Ia duduk dengan menyilangkan kaki kanan di atas kaki kirinya beserta asbak berisi rokok yang masih utuh.
Manusia ini, merokok kan bisa membunuhmu, dan Aku tentunya, sebelum Ia matikan saat aku duduk di sebelahnya.
"Memang ga ada yang abu-abu. Siapa bilang Aku ragu sama Mas Abi? He is the love of my life ko,"
Ia kemudian bangkit dan menepuk-nepuk pahanya beberapa kali, mengambil sebungkus rokok beserta koreknya. Membenarkan topi sejenak dan menatapku lebih dingin dari 76 detik yang lalu.
"Bagus kalau gitu,"
Dan Ia pergi,
Fagh! Astaghfirullah kenapa begitu reaksinya? Pergi aja ga ucapin salam looh, langsung melenggang keluar pintu, dan Aku kenapa pula menangis.
Dadaku sesak dan sakit. Ah Zabdan!