Dia menatapku dengan diam, dalam, dan penuh makna berhasil membuat jantungku berdetup kencang, menyesakkan dadaku. Kutelurusi wajah tampannya dengan liar, bisa kutemukan raut kegusaran dalam raut wajahnya, ada hasrat untuknya padaku. Aku bisa merasakan dengan kuat membuat sesaat napasku. Ada rasa yang lebih untuknya, hasrat yang sama kuatnya dengannya. Ingin meraih dirinya, memeluknya, bahkan mencium bibir penuhnya.
Tapi ... crap!
Ingat ya, Arista. Just someones you love make you can hurt. Jadi jangan ngadi-ngadi deh elo tuk jatuh sama Bimo. Dia sahabat elo, kalau elo sampai nyium tuh bibir Bimo, hancur semuanya, ancur udah. Dalam diriku yang lain ngomel-ngomel engga jelas dalam benak ini.
"Jadi, gue mau liburan. Vacation., traveling, solotrip ya apapun namanya" Aku memalingkan wajahku dari pandangannya, melangkah menjauh darinya, menahan segala hasrat yang terasa padanya.
"O bagus itu," Bimo menyaut dengan ketenangan dalam suaranya. "Kenapa elo tiba-tiba mau vacation?" Dia berdiri di hadapananku, tidak sedekat tadi, suaranya terdengar mencoba untuk setenang mungkin.
Aku terdiam berpikir mencari alasan yang tepat, merangkai kata demi kata dalam benakku.
"Setelah gue putus dari si Cucunguk itu yang bikin gue frustasi yang harusnya gue bersyukur mampu terlepas dari hubungan toxic. Gue pikir, gue butuh mengambil napas sejenak. Pergi ke suatu yang asing, melepaskan sejenak tanggung jawab-tanggung jawab gue sebagai manusia dan berterima kasih sama diri sendiri atas kerja keras. Seperti sebuah kalimat yang pernah gue baca, Jobs fill your pocket, Adventures fill your soul. " Aku tersenyum yakin padanya, bahwa aku akan benar-benar melakukan ini.
"Kau tidak akan hamil,"
Kegiatan Abigel yang tergesa-gesa ingin meminum obat yang baru saja ia temukan didalam laci terbatuk seketika mendengar suara berat dari belakangnya. Dan___ sejak kapan pria itu berdiri disitu?
"Maksut om?"
"Saya tidak bisa punya anak,"
Wajah panik Abigel berubah kaget, jadi maksutnya pria jangkung berbadan kekar didepannya ini mengatakan bahwa dirinya tidak subur? Alias infertilitas?
What?
Dirga mendekati perempuan yang sekarang terduduk lemas dengan selimut tebal yang masih membungkus tubuhnya.
Entah karena syok akan ucapannya barusan atau baru teringat dan menyesali akan kejadian semalam, atau apapun itu ia tidak peduli.
"Kau memang tidak akan hamil, tapi Jangan sampai ada rumor yang tidak jelas, saya benci dengan scandal, kau pahamkan apa saja yang bisa kuperbuat, jadi jangan coba bermain-main lagi denganku," peringat Dirga.
Setelah meninggalkan sebuah cek bernilai ratusan juta diatas nakas. Pria itu berbalik dan pergi dari sana dengan gaya angkuh-nya.
____
Abigel menatap nanar benda yang berada ditangannya. Bagaimana bisa ucapan yang ia dengar beberapa hari yang lalu bisa semeyakinkan itu ditelinganya.
"Sekali bikin langsung jadi? Dasar om om jelek!"
"Katanya aman, gak bakal hamil,"
"Ini kok garis dua?"
____
Penasaran? Baca kuy!
18+
Revisi nunggu cerita tamat🙏