Kata orang, menjadi anak satu-satunya adalah hal yg menguntungkan dan apapun keinginan anak tersebut pasti di turuti. Itupun dari orang yang hanya melihat kemudian berspekulasi. kata Kara "Eumm.. enak ga enak sih." Kemudian, suatu hari kata "Ga enak" itu dimulai. Namun, bukan karena statusnya sebagai anak tunggal. Tetapi, ketika dirinya di pertemukan dengan anak dari teman lama ayahnya yang kini tinggal bersebelahan dengannya, anak tersebut adalah anak tertua dari 3 bersaudara. Sejak pertama mereka bertemu gelombang dan hawanya pun sudah berbeda. Seakan laut terbelah menjadi dua kubu, seakan bawang putih dan bawang merah saling berseteru, seakan air putih dan minyak yang tidak dapat menyatu. Namun, harus ada salah satu yg mengalah atau sekadar mengurangi ego karena pada akhirnya mereka di sadarkan oleh keadaan dimana tidak ada untungnya sesama tetangga saling bermusuhan. Kira-kira bagaimana kelanjutan kisah mereka berdua ya?? Dan karakter lain yg tentunya di hadirkan untuk membuat jalan cerita semakin menarik. Maka dari itu, lanjut baca sampai akhir cerita yaa... Untuk menambah semangat dan motivasi ku berkarya mohon di vote dan coment ya.. serta rekomendasikan cerita ini ke temen-temen kalian makasii.. Dan janlup Follow aku biar ga ketinggalan 🙏🙏 "Pembaca yang baik adalah pembaca yang meninggalkan jejak"