Arya memperhatikan gadis itu, "suka, dia manis."
"permen juga manis," sahut Rena kembali.
"tapi dia lembut," jawab Arya tetap kekeh.
"gulali lembut tuh."
"gk, gulali sifatnya lumer kalau kena air."
~♥~
"kenapa kita gk bisa bareng?" tanya Arya mulai frustasi, menatap lawan bicaranya dengan serius.
Rena mencoba untuk menahan hasrat ingin memeluk laki-laki di hadapannya, air mata mulai menggenang mengaburkan pandangan, rasanya sakit sekali.
"karena kita beda."
Satu kalimat, tiga kata yang mampu membuat seorang Aryana terdiam. Cekalannya perlahan-lahan melonggar sampai akhirnya benar-benar terlepas, kedua tangannya menggantung di sisi tubuh.
"sampe sini aja yah, gue kesakitan," ujar Rena dengan air mata yang akhirnya jatuh juga.
~♥~
Baca gk? Baca gk? Baca gk? BACA LAH MASA ENGGA.
kuy lah mampir, gk bakal nyesel di jamin, kalau nyesel uang nya kembali:) g canda.
[Cek on DREAME for complete story]
Link on profile
#284 in Teen Fiction (25/5/2018)
"Lo tuh gak pantes jadi pacar gue!" bentak cowok itu.
"G-g-gue gak ngarep jadi p-pacar lo Le" kata cewek itu dengan terisak menahan tangis.
"Ya! Karena itu gak bakal kejadian!"
Cewek itu hanya terdiam. Tanpa ia sadari setetes air bening kini terjatuh dari matanya.
"Lo itu gak pantes jadi pacar gue, lo itu! Argh!"
Mulai saat itu. Aku hanya bisa mengagumi dari kejauhan dan menjalani kisah cinta sendiri.
-Proses Revisi
-Oktober 2017 pertama publikasi-