Story cover for Geguritan Kehidupan (Puisi Kehidupan) by alyasimayn_alabyad
Geguritan Kehidupan (Puisi Kehidupan)
  • WpView
    Reads 323
  • WpVote
    Votes 22
  • WpPart
    Parts 4
  • WpView
    Reads 323
  • WpVote
    Votes 22
  • WpPart
    Parts 4
Ongoing, First published Jul 18, 2021
Tak ada yang lebih pedih ... dari menerima kenyataan kamu tak ditakdirkan untukku

Setiap kali aku terjatuh, Ibu mengajariku untuk bangkit kembali. Dia selalu mengingatkan perjuanganku saat belajar berjalan. Aku yang jatuh bangun lagi, kembali jatuh kemudian bangkit lagi. Untuk meraihmu ku gunakan filosofi itu, namun aku lupa pada takdirNya bahwa nyatanya manusia hanya bisa berencana, mereka bisa mengatur keinginan untuk kita bersama tapi tidak dengan hati. Tak peduli seberapa keras mereka berusaha menyatukan ikatan kita, nyatanya hati tak terpaut.

Aku lupa jatuh saat belajar berjalan tak separah saat dihempaskan dari atas ketinggian. Di saat itu aku harus menerima kenyataan bahwa aku harus menyerah pada keadaan, mengangkat tangan tanda berhenti untuk meraih hatimu.
All Rights Reserved
Sign up to add Geguritan Kehidupan (Puisi Kehidupan) to your library and receive updates
or
#99teenlove
Content Guidelines
You may also like
Surat Cinta untuk Diriku Sendiri by manusiaawan
31 parts Complete Mature
"Semelelahkan apapun hidup, tolong jangan mati di tangan sendiri." ______________________ "Aku nggak mau ngerasain mentalku kembali hancur berantakan hingga rasanya hampir mati hanya karena cinta. Itu sebabnya, aku selalu takut untuk jatuh hati lagi." Ya, Ditha Aquila selalu takut kembali dibuat terluka sampai tak sadar bahwa ia sudah jadi sumber luka bagi Juna Pradirga. Lihatlah pada kebodohan yang ia buat. Takut ditinggal pergi, tetapi menomorsatukan ego dan gengsi. Ingin diyakinkan, tetapi tak pernah memberi kepercayaan. Mengharapkan yang serius, tetapi memutuskan hidup dalam hubungan tanpa status. "Aku merasa nggak pantas untuk dicintai oleh siapapun bahkan oleh diriku sendiri, Juna. Kamu hanya akan terluka bila tetap nekat jatuh cinta sama seseorang yang hidupnya hanya dipenuhi oleh luka dan trauma. Kamu jelas berhak dapat yang lebih baik dariku. Jadi, hentikan perasaanmu hari ini sebelum terluka olehku esok pagi." Lebih dari ketakutannya untuk kembali dilukai, Ditha percaya bahwa orang yang mentalnya tidak stabil memang tak pantas untuk dicintai. Sebab bagaimana mungkin ia mencintai raga yang lain saat dirinya sendiri masih seringkali ia sakiti? Biar aku bertanya, apa yang akan kau putuskan jika seseorang datang pada saat luka masa lalumu belum sepenuhnya hilang? Memilih menerimanya? Atau justru, menolak kehadirannya dengan dalih sakit hatimu yang belum pulih? Keduanya sama-sama berisiko. Namun, kita selalu bisa memilih, risiko mana yang akan kita ambil. "Ketika cara paling mudah untuk mencintai diri sendiri adalah dengan berhenti sejenak mencintai orang lain." PERINGATAN ⚠ Cerita ini bertemakan mental health. Pada beberapa part mengandung konten sensitif seperti adegan kekerasan fisik, self harm, hopeless, trust issues, dan suicidal thoughts. Publish : 1/09/2021 - 25/12/2021 Revisi [ New version ] : 19/02/2023 - Rank : #2 in puisi [04/10/22] #5 in quotes [16/08/23] #1 toxic relationship [31/07/22] #1 trustissue [28/08/22] #1 loveyourself [09/08/2
You may also like
Slide 1 of 10
Shivviness[END] cover
Surat Cinta untuk Diriku Sendiri cover
ARDIRA [SELESAI] cover
Seharusnya Aku Tau | ✔ cover
You Are Mine [Terbit] cover
Me And My Broken Heart cover
REYRA🍁 [TERBIT] cover
Hopeless [REPOST] cover
Paradise cover
Aku, Kamu, Yang Beda. [On Going] cover

Shivviness[END]

41 parts Complete

Suatu ketika aku bermimpi. Berlari tanpa arah di tengah jalan berkabut. Dan batu kecil pun bisa membuatku jatuh tersandung. Dengan rasa sakit, tak mampu berdiri sendiri. Aku menengadahkan kepala dan melihat sosok samar orang yang kusukai. Dia hanya terdiam seraya perlahan mengulurkan tangannya menanti aku tuk meraihnya. Begitulah... tangan itu memang harus kuraih sendiri. Aku harus berusaha menggapainya. "Akan kuraih..." sesaat aku berpikir seperti itu, seraya kuulurkan tanganku padanya. Kau tahu apa yang terjadi padaku kemudian?... Tanpa kusadari ada sosok lain yang sudah lebih dahulu mendekat dan membantuku kembali berdiri. Tangannya tak hanya terulur tetapi juga dengan erat menggenggamku. "Tenanglah." bisiknya, "Aku akan selalu ada untukmu." Kabut perlahan menghilang, memperlihatkan dengan jelas sosok didekatku itu. Aku tak terkejut. Aku sudah tahu, ternyata memang dia. Selalu dia... Karena bahagia sesederhana itu..