Tak ada yang lebih pedih ... dari menerima kenyataan kamu tak ditakdirkan untukku
Setiap kali aku terjatuh, Ibu mengajariku untuk bangkit kembali. Dia selalu mengingatkan perjuanganku saat belajar berjalan. Aku yang jatuh bangun lagi, kembali jatuh kemudian bangkit lagi. Untuk meraihmu ku gunakan filosofi itu, namun aku lupa pada takdirNya bahwa nyatanya manusia hanya bisa berencana, mereka bisa mengatur keinginan untuk kita bersama tapi tidak dengan hati. Tak peduli seberapa keras mereka berusaha menyatukan ikatan kita, nyatanya hati tak terpaut.
Aku lupa jatuh saat belajar berjalan tak separah saat dihempaskan dari atas ketinggian. Di saat itu aku harus menerima kenyataan bahwa aku harus menyerah pada keadaan, mengangkat tangan tanda berhenti untuk meraih hatimu.
" 'Lauhul mahfudz' antara qobiltu atau innalilahi, antara kita dan malaikat izrail, antara kapan dan kafan, dan antara Ar Rahman dan yasin"
Menceritakan tentang Afhia Latifah Az-Zahra yang harus masuk pesantren dan di jodohkan dengan anak pemilik pesantren yang bernama Muhammad Zayyan Al Malik. Seorang Fhia yang berjuang karna mengidap penyakit tanpa sepengetahuan keluarga dan temannya kecuali sang adik ipar, Fhia yang harus mengetahui bahwa suaminya mencintai wanita lain, seorang Fhia yang berjuang mendapatkan cinta sang suami.
Akankah Fhia bisa meluluhkan hati suaminya?
Dan akankah Fhia bisa sembuh dari penyakitnya?
"Mungkin ada kata sulit untukku mencintaimu. Jika aku tidak melibatkan Allah dalam perjalananku"
-Muhammad zayyan al-malik-
"Apa mungkin tidak akan ada kata pantas untukku bersanding denganmu"
-Afhia Latifah Az-Zahra-