Story cover for Memories in Melbourne by NauratuNasywa
Memories in Melbourne
  • WpView
    Reads 25
  • WpVote
    Votes 12
  • WpPart
    Parts 5
  • WpView
    Reads 25
  • WpVote
    Votes 12
  • WpPart
    Parts 5
Ongoing, First published Jul 21, 2021
Kehilangan? Hal paling sulit untuk diterima benar bukan?

Hal paling konyol yang selalu dialami oleh setiap manusia. Jujur, kehilangan emang selalu sulit untuk dilupakan.

Jika suatu saat dunia bisa diputar kembali, akan kah bisa diriku merubah semuanya dari awal?
Tentu saja, tapi bukan semata-mata untuk kepentingan sendiri.

Mungkin sudah takdir yang diberikan Tuhan, ah.., tuhan sudah merencanakan semua takdir setiap manusia itu benar.

Memaafkan? Hal yang sulit untuk dilakukan, apa dengan memaafkan keadaan semua kembali normal?

Bahkan sampai sekarang aku belum memaafkan orang yang bahkan separuh dari hidup ku. Kesalahannya terlalu fatal, dan sulit untuk ku agar memaafkannya.

Dunia nggak adil, benar bukan?

Memories In Melbourne, Australia
All Rights Reserved
Sign up to add Memories in Melbourne to your library and receive updates
or
#23pasrah
Content Guidelines
You may also like
You may also like
Slide 1 of 10
Juan [REVISI] cover
Nayara [ TERBIT ] cover
2 MONTH [Complete] cover
Benalu [Proses Terbit] cover
Another Pain (END) ✔ cover
Waktu?  cover
Destiny cover
LARA cover
Senja yang mendung cover
Rainie ( END ) cover

Juan [REVISI]

1 part Complete

Ini bukan kisah romansa dimana si pangeran sekolah jatuh cinta dengan primadona sekolah, bukan pula kisah si badboy yang jatuh cinta dengan seorang gadis polos, apalagi kisah si tukang bully yang jatuh cinta dengan korbannya. Sekali lagi ku ingatkan, ini bukanlah kisah romansa remaja masa kini. Kisah ini hanyalah perjalanan hidup seorang remaja dalam menjalani hidupnya. Ini kisah seorang remaja yang mencoba bertahan di tengah kerasnya dunia, dimana ketidakadilan benar-benar nyata. Cerita ini penuh dengan diskriminasi terhadap ia yang tidak 'sempurna'. Tentang mereka yang terjebak dalam nerakanya dunia. Tentang segala luka dan tangisan yang teredam. Tentang ketidakadilan yang ia rasa, sebab keadilan hanya milik mereka yang 'berpunya'. Kisahnya tidak berhenti di sana, sebab masih banyak luka yang akan ia rasa. Mereka yang ia harapkan dapat menyembuhkan luka, nyatanya hanyalah pemberi luka paling banyak. Ia hanya berharap hadirnya dapat diberi kasih, tapi bagaimana bisa jika hadirnya saja tak pernah diharapkan. Karena ia adalah hadir yang membawa luka. Jangan pikir bahwa ia tak pernah melawan, karena nyatanya, ia akan selalu melawan meski perlawanannya tak pernah membuahkan hasil. Sebab keadilan bukanlah miliknya. Memangnya apa yang bisa diharapkan di dunia ini? Jika memang masih ingin bertahan, maka jangan terlalu berharap kepada seseorang.