"Secara kebetulan gue kenal sama dia, secara kebetulan juga gue suka sama dia. Mungkinkah semua ini kebetulan?" Kata orang, pertemuan pertama itu kebetulan belaka. Namun jika pertemuan itu terulang beberapa kali, sang takdir sudah bersama mereka mengikat sebuah ikatan yang tak dapat dipisahkan. Hidup Bianca hancur setelah kepergian kedua orangtuanya. Takdir membawanya pada sebuah retorika kehidupan SMA yang kosong dan tanpa warna. Hingga secara kebetulan laki-laki dengan tampang sempurna itu membuah secerca sinar di mata Bianca kembali muncul. "Takdir itu nyata, buktinya gue bisa kenal dan barengan terus sama lo." Bagi Bianca, pertemuannya dengan laki-laki dengan suara merdu itu membawanya pada kisah SMA penuh warna yang selama ini tak pernah ia pikirkan. ~Baraswara®2021