Story cover for BENEATH HER SILENCE by Naftaeliza_
BENEATH HER SILENCE
  • WpView
    Reads 94
  • WpVote
    Votes 3
  • WpPart
    Parts 3
  • WpView
    Reads 94
  • WpVote
    Votes 3
  • WpPart
    Parts 3
Ongoing, First published Jul 23, 2021
"Aku hanya tidak beruntung perihal cinta."

Genaya Zrestella, tak pernah menyangka bahwa cintanya berkhianat, manipulasi. Bahwa pria yang penuh obsesi itu, juga dari masa lalu yang tak pernah ia ingat menyakiti. Dan ketika ia pada akhirnya berani melangkah pergi, sang mantan kembali. Tapi bukan untuk cinta, untuk menuntaskan misi, menuntaskan dosa. Dalam pelariannya, ia bertemu dengan orang baru, bak seorang pahlawan, seperti rumah. Tapi apa jadinya jika rumah itu bukan untukmu? Apa jadinya jika kamu hanyalah bayangan dari cinta lamanya yang tak bisa ia miliki?

Diantara rahasia keluarga kelam, cinta, senjata, seragam, dan pengkhianatan...

Genaya harus memilih : Menyelamatkan diri, atau menyelamatkan hati yang sudah retak sejak lama.

"In the quiet, she hides blood. In his kiss, she tastes betrayal."

Bisakah Genaya bertahan tanpa kehilangan dirinya sendiri? Atau justru... ia adalah pusat kehancuran itu sendiri.





@Naftaeliza_
All Rights Reserved
Sign up to add BENEATH HER SILENCE to your library and receive updates
or
#180psychology
Content Guidelines
You may also like
Mahligai Sunyi by AetherSerl
28 parts Complete Mature
Novel "Mahligai Sunyi": Senja mulai menua di balik jendela kaca, membiaskan cahaya jingga yang merayap perlahan di sudut ruangan. Aku duduk dalam diam, menatap kosong pada cangkir teh yang tak lagi mengepul. Aroma melati yang biasa menenangkan kini terasa hambar di inderaku. Aku terjebak dalam pusaran pikiranku sendiri, menggenggam kenyataan yang pahit namun tak bisa kutolak. Aku pernah percaya bahwa cinta adalah tentang memilih satu orang, bertahan dengannya dalam segala cuaca, dalam segala luka. Namun, kini aku mengerti bahwa terkadang, cinta juga berarti kehilangan-kehilangan harapan, kehilangan rasa percaya, bahkan kehilangan diriku sendiri dalam labirin luka yang diciptakan oleh seseorang yang seharusnya menjagaku. Arion adalah cintaku, atau setidaknya pernah menjadi. Aku mempercayainya lebih dari yang seharusnya, mencintainya lebih dari yang pantas. Namun, cinta saja tidak cukup untuk mempertahankan sebuah rumah tangga. Tidak cukup untuk menghindarkanku dari rasa sakit yang berkali-kali ia hadiahkan. Tidak cukup untuk membuatnya berhenti mencari bahagia di tempat lain. Aku telah memaafkan, berkali-kali. Aku telah memberi kesempatan, hingga tak tahu lagi batas dari kata "cukup." Tetapi, sampai kapan aku harus terus bertahan? Sampai kapan aku harus mengorbankan kebahagiaanku sendiri demi menjaga sesuatu yang terus menerus hancur? Dan di sinilah aku, berdiri di persimpangan. Antara bertahan dengan luka atau pergi dengan sisa-sisa keberanian yang kupunya. Aku tidak tahu bagaimana akhir dari kisah ini. Yang kutahu, aku hanya ingin menemukan kembali diriku yang telah lama hilang.
You may also like
Slide 1 of 8
When his name is cover
Mahligai Sunyi cover
jangan percaya seseorang cover
Possessed by You cover
Benalu [Proses Terbit] cover
The Comedian's Last Laugh cover
NISKALA ;Fractured Bonds cover
Narasi patah hati cover

When his name is

22 parts Ongoing

sinopsis: "Aku milikmu, ingat itu." Aku bertemu dengannya-dan saat menatap matanya, semua luka lama terasa seperti baru kemarin. Kami bukan orang asing. Kami adalah dua jiwa yang pernah saling memiliki, lalu membuang ribuan kenangan dan mimpi seakan semuanya tak berarti. His name is Benedictus. "Dia adalah masa laluku... dan juga yang terakhir bagiku," ujar Angelz saat bicara pada Chris-teman yang selama ini diam-diam mencintainya dari kejauhan. Chris tahu, cintanya mungkin tak akan pernah terbalas. Bukan karena dia tak cukup baik, tapi karena bayangan masa lalu Angelz terlalu kuat untuk dilupakan. Lalu, ketika masa lalu dan masa kini bertabrakan, akankah Angelz tetap memilih luka yang familiar... atau cinta yang diam-diam tumbuh dengan tulus? ________________________________________ prolog: Aku lupa kapan terakhir kali memeluknya-mungkin saat langit masih tahu cara bersinar di mataku, sebelum semua berubah jadi abu-abu. Dia berdiri di depan ku sekarang, seperti mimpi buruk yang kembali mencari tempat tinggal. Tapi bukan karena aku takut... aku hanya belum siap mengingat betapa dalamnya luka yang pernah kami ciptakan bersama. Namanya Benedictus. Dan sekali lagi, dunia menuntunku ke arah yang selama ini ku coba lupakan. "Angelz," suaranya tak berubah. Aku menunduk. Karena sekuat apa pun aku menyangkal... sebagian dari diriku masih miliknya.