16 parts Ongoing "lo jahat, Raeya. kalo kayak gini gue makin susah buat lupa," ucap Azka sambil menerima hadiah parfum yang sama dengannya dari Raeya. Senyumnya selalu terlukis di wajahnya hanya untuk Raeya.
"bukan gitu maksud gue," Raeya terlihat panik mencoba menjelaskan padanya kalau dia hanya ingin memberikannya hadiah karena sudah sangat baik bahkan Raeya sangat nyaman bersamaan rasa bersalah semakin besar.
"siapapun yang lo pilih nanti, semoga bisa buat lo bahagia."
Alzian melihat Raeya yang menangis lantas memeluknya erat sambil mengelus-elus rambut dengan pelan. Hatinya lega saat Raeya berada di hadapannya, berlari padanya, dan memeluk erat tubuhnya.
"kenapa selalu nangis?," ucap Alzian yang menangkup pipi Raeya agar melihat ke arahnya.
"semuanya karna lo, karna lo, Alzian," Ucapan Raeya membuat Alzian tersenyum mempererat pelukannya.
Raeya yang sudah bersahabat dengan Alzian sejak lama, tepatnya pada saat umur mereka 7 tahun. Sejak kecil Raeya selalu menyuruh Alzian untuk menemaninya, walaupun sebenarnya Alzian dengan senang hati menemaninya.
Semuanya berubah ketika beranjak remaja, Alzian berubah menjadi remaja yang tak banyak bicara. Raeya berpikir itu memang sifatnya sejak kecil, Alzian sering menolak ajakan main bersamanya sejak saat itu lebih tepatnya saat Alzian berumur 15 tahun.
Perasaan suka muncul saat Raeya selalu berada di sisinya, dan kurasa Raeya juga memiliki perasaan yang sama namun itu semua berubah ketika sahabat Alzian muncul di antara mereka.
.
.
.
.
.
.
.vote ya supaya storynya tetap lanjut atau enggak!!