"Kakak Shey ngantuk, Shey mau tidur dulu ya" Tangis mulai pecah' membasahi pipi Kintan. Lalu diusapnya wajah sang adik. "Iya Shey, tidur yang nyenyak ya" ''Kakak kenapa nangis? besok kan hari ulang tahun Shey kok kak Kintan malah nangis sih?" "Kakak ga suka Shey dapet hadiah dari Ayah ya?" "Enggak sayang, Kakak cuma mikir waktu cepet banget berlalu ya" Ditatapnya mata Shey, hati Kintan benar-benar hancur. Ia tak menyangka dia akan kehilangan Shey untuk selamanya. Adik yang selalu ia benci, gadis kecil yang selalu membuatnya kesal. Namun setelah Kintan mulai menyayanginya, Kintan juga sadar bahwa dia akan mulai kehilangannya. "Shey besok mau kado apa?" "Shey mau rambut Shey panjang kaya Kakak" wajah senang yang iya Shey tunjukkan berubah menjadi tangis, ketika ia sadar bahwa ia bahkan sudah tidak memiliki rambut sama sekali. "Kakak bisa wujudin mimpi Shey kok" "YANG BENER KAK? SHEY BAKAL PUNYA RAMBUT PANJANG KAYA KAKAK?" Tanpa menjawab Kintan mengecup kening Shey pelan, lalu mengangguk mengartikan iya. Shey yang mengerti maksud Kintan pun mulai merekah kan senyumnya dengan lebar dan dipeluknya sang Kakak. Ya begitulah bocorannya, hehe sengaja aku panjangin biar kalian tau. Btw ini cerita kedua aku. Akankah Kintan bisa mewujudkan mimpi adik nya itu? dan akankah Shey bertahan melawan penyakitnya?