The Truth Untold - [Bahasa] Touken Ranbu Fanfiction
  • Reads 2,937
  • Votes 238
  • Parts 32
  • Reads 2,937
  • Votes 238
  • Parts 32
Ongoing, First published Jul 28, 2021
𝘋𝘪𝘢 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘥𝘪𝘢𝘮 𝘥𝘢𝘭𝘢𝘮 𝘵𝘢𝘬𝘥𝘪𝘳, 𝘥𝘪𝘢 𝘫𝘶𝘨𝘢 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘵𝘦𝘳𝘴𝘦𝘯𝘺𝘶𝘮 𝘥𝘢𝘭𝘢𝘮 𝘬𝘦𝘣𝘶𝘵𝘢𝘢𝘯. 𝘔𝘦𝘮𝘣𝘦𝘳𝘪 𝘤𝘢𝘩𝘢𝘺𝘢 𝘥𝘢𝘭𝘢𝘮 𝘬𝘦𝘨𝘦𝘭𝘢𝘱𝘢𝘯, 𝘣𝘢𝘩𝘬𝘢𝘯 𝘫𝘪𝘬𝘢 𝘥𝘪𝘢 𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘵𝘦𝘳𝘯𝘰𝘥𝘢. 

𝘋𝘢𝘯 𝘴𝘶𝘯𝘨𝘨𝘶𝘩, 𝘬𝘢𝘶 𝘣𝘦𝘳𝘬𝘢𝘵𝘢 𝘱𝘢𝘥𝘢 𝘬𝘶 𝘣𝘢𝘩𝘸𝘢 𝘢𝘬𝘶 𝘵𝘢𝘬 𝘣𝘪𝘴𝘢 𝘫𝘢𝘵𝘶𝘩 𝘤𝘪𝘯𝘵𝘢 𝘱𝘢𝘥𝘢𝘯𝘺𝘢? 

𝘑𝘢𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘣𝘦𝘳𝘤𝘢𝘯𝘥𝘢. 

𝘈𝘬𝘶 𝘣𝘢𝘩𝘬𝘢𝘯 𝘳𝘦𝘭𝘢 𝘮𝘦𝘮𝘣𝘦𝘳𝘪 𝘭𝘢𝘯𝘨𝘪𝘵 𝘥𝘢𝘯 𝘣𝘶𝘮𝘪 𝘱𝘢𝘥𝘢𝘯𝘺𝘢 𝘫𝘪𝘬𝘢 𝘥𝘪𝘢 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘪𝘻𝘪𝘯𝘬𝘢𝘯.


©𝙏𝙤𝙪𝙠𝙚𝙣 𝙧𝙖𝙣𝙗𝙪 𝙭 𝙉𝙞𝙩𝙧𝙤𝙥𝙡𝙪𝙨
©𝘽𝙡𝙚𝙣𝙙 𝙎
All Rights Reserved
Sign up to add The Truth Untold - [Bahasa] Touken Ranbu Fanfiction to your library and receive updates
or
#5toukenranbu
Content Guidelines
You may also like
You may also like
Slide 1 of 10
Dosa Ku cover
Rafa  cover
After Graduation cover
Kisah Tak Sempurna cover
Kesayangan Bunda cover
He Fell First and She Never Fell? cover
Fiction -sungjake✔ cover
Stars Behind the Darkness (End) cover
𝐒oerabaja, 1730 cover
Second Best [ RONY X SALMA ] cover

Dosa Ku

55 parts Ongoing

Liu Qiaqio, Permaisuri Dinasti Jin, telah menyerahkan hati, jiwa, dan raganya untuk sang kaisar. Dia mencintainya dengan sepenuh hati hingga merasa lelah, tetapi sang kaisar yang dingin hanya memiliki mata untuk satu orang, dan orang itu bukanlah dirinya. Kehangatan di mata kaisar saat memandang orang itu tidak pernah menjadi miliknya, kelembutan suara kaisar saat berbicara dengan orang itu tidak pernah ditujukan padanya, bahkan hingga ajal menjemput. "Apa salahku sehingga kau membenciku sejauh ini? Apa aku telah melakukan kesalahan sehingga kau memandangku dengan begitu hina? Apakah mencintaimu adalah dosa yang begitu besar?" tanyaku dengan lemah. "Dosamu adalah mencintai seseorang yang seharusnya tidak kau cintai," jawabnya dingin. 'Dia benar, aku telah menghabiskan terlalu banyak cinta untuknya hingga aku tidak punya sisa cinta untuk anak-anakku, untuk mereka yang benar-benar peduli padaku. Jika aku diberi satu kesempatan untuk menebus semua itu, aku akan menghabiskan seluruh hidupku melakukannya,' pikirku sembari menutup mata dan menyambut kematian. Atau begitulah pikirku.