[Completed]
Seorang gadis wibu bangun di tubuh puteri yang terabaikan.
Steffani Alina, seorang gadis biasa yang menyukai para lelaki dua dimensi buatan Jepang itu tidak tau apa yang tengah terjadi padanya. Ia meninggal dalam kecelakaan tabrak lari sepulang membeli 'kebutuhan' wibunya.
Namun saat ia membuka matanya, hal pertama yang ia lihat adalah kamar mewah bernuansakan emas dengan kombinasi warna putih. Namun entah kenapa meski terlihat megah, kamar itu nampak tidak terurus.
"tempat apa ini?!" ucapnya seraya menoleh ke kanan dan kiri dengan panik. Ia segera beranjak dari kasur megah itu, hendak keluar dari kamar yang begitu asing baginya. Namun saat ia melewati cermin besar yang berada di dekat kasur, betapa terkejutnya ia saat melihat pantulan dirinya di cermin.
"in-ini... ini bukan aku!" ucapnya terkejut seraya menyentuh wajah cantik itu. Rambut pirang berkilau bagai kain sutera yang terbuat dari emas, mata sebiru langit di siang hari, kontur wajah kecil sempurna, bibir ranum merah muda alami, hidung bangir dan bentuk tubuh ideal. Sungguh impian para kaum hawa.
---//---
Namun semua itu tidaklah berarti, setelah ia mendapat memori dari si pemilik tubuh yang asli. "Isandra... sedih sekali hidupmu. Kematian mereka bukan salahmu, makhluk itu juga bukan keinginanmu" lirihnya.
Namun sekian detik kemudian, matanya berkilat tajam, "aku harus merubah semuanya" ucapnya geram.
---//---
"hei, apa yang kau lihat?" tanya pemuda bersurai seputih awan dan mata sebiru langit.
"Go-Gojo..."
"hah? apa itu Gojo?" tanya pemuda itu penasaran saat Isandra menatapnya tanpa berkedip, seolah tengah melihat keajaiban.
---//---
"ya, Yang Mulia?" ucap Isandra.
"... kapan kau akan memanggilku 'ayah'?" tanya Galen blak-blakan.
"ya! Kenapa hanya Evan yang kau panggil kakak? aku juga kakakmu tau!" seru Percy.
Isandra nampak kebingungan dan terkejut di saat yang bersamaan, 'kenapa jadi begini?!' batinnya.
[Spin off of I Was The Evil Witch]
[HIATUS]
Tidak mungkin!
Aku bergegas keluar dari kamar mewah itu, kaki kecilku berlari tanpa arah dan tujuan, mencari jawaban dari spekulasi gilaku.
Tidak mungkin, kau pasti berbohong.
"Ah, Ariel? Putri kecilku sudah bangun? Kemarilah sarapan bersama" ucap seorang wanita yang sangat sangat aku kenal. Tentu, karena aku sendiri yang menulisnya, menulis kisah hidupnya, Althea.
Tidak, ini pasti hanya mimpi.
"Nak? Ada apa? Apa kau sakit? Wajahmu pucat" kini pria tampan yang duduk bersebelahan dengan Althea, yang tentu juga sangat aku kenali. Karna lagi-lagi, aku sendiri yang menulisnya, Raphael.
Aku, masuk ke dalam ceritaku sendiri!