9 parts Complete Satu tetes darah mengalir dari pelipisnya bersamaan air matanya yang turun, dan hilang di belah bibir mungilnya itu.
"Okay kulepaskan, jangan menangis cinta... Aku ada disini. Ah lihatlah kau jadi menghisap airmata dan darah mu sendiri cinta... Bagaimana jika ku bantu menyesapnya? Ide yang bagus bukan? Hahaha"
Kemudian alam memajukan wajahnya, menatap lembut tepat di manik teduh lili yang dibalas sendu oleh sang pemilik manik teduh itu.
Jatar semakin tipis, bahkan deru nafas mereka pun saling terdengar, alam memiringkan kepala dan menutup matanya perlahan.
Lili yang melihat pergerakan alam pun hanya menggeleng kasar sembari menutup matanya kuat. Ia tak mau, jelas, ini sudah kelewatan.
Dan,
ia merasakan benda kenyal, basah dan manis itu menyentuh bibirnya, menyesap setiap incinya, rasa asin dari air mata dan darahnya tadi sudah hilang berganti dengan rasa manis.
Entah dorongan dari mana lili membalas setiap pergerakan alam, bahkan tangannya kini tengah meremas lembut rambut alam, untuk menyalurkan bahwa ia juga menikmatinya.
Tes
Tes
Tes
Lili?
Liliana?
LILIANACINTA?
HEI?
LILI?
LILI!
"Hah?"
Sebenarnya lili kenapa? Kalau kepo yuk langsung baca aja kelanjutannya^^
Cerita ini penuh teka teki jadiii use 'r brainn please^^