Story cover for Aku dan Luka by dayyu_c
Aku dan Luka
  • WpView
    Reads 4
  • WpVote
    Votes 0
  • WpPart
    Parts 1
  • WpView
    Reads 4
  • WpVote
    Votes 0
  • WpPart
    Parts 1
Ongoing, First published Aug 01, 2021
"Day...," panggil sosok lelaki yang tengah duduk di hadapanku saat ini. 

Aku yang masih asik menikmati sate yang ada di hadapanku saat ini hanya menjawab dengan bergumam, "hmm?" 

"Se-sepertinya... kita... harus... berhenti sampai disini." Ucap El tiba-tiba dengan nada suara yang sedikit bergetar dan tertahan di sela-sela makan malam kami. 

Aku yang tadinya fokus dengan makananku, kini langsung meletakkan tusukan sate yang tengah ku pegang, "kenapa El tiba-tiba bilang kaya gitu?" Tanyaku yang masih berusaha bersikap tenang. Ku tatap wajahnya yang terlihat cemas dengan mata yang sudah sedikit berlinang.

"A-aku... Aku dijodohin Umi." 

Deg.

Lidahku kelu, badanku kaku, otakku seketika berhenti bekerja hingga aku tidak tau harus memberikan respon seperti apa. 

"Maafin El, Day... maafiin El" ucapnya lagi dengan air mata yang sudah jatuh membasahi pipinya. 

Ini kisahku, Aku yang tidak pernah beruntung soal percintaan. Kisahku dan dia yang terlalu singkat, tapi lukanya cukup berat.
All Rights Reserved
Sign up to add Aku dan Luka to your library and receive updates
or
Content Guidelines
You may also like
Sebuah Titik : SAGARA by AtifLutfi
7 parts Complete Mature
"Iya aku maafin",Ucap Rita. Tapi gw masih belum yakin kalau dia beneran maafin setelah apa yang gw ceritain tentang kenyataan yang sebenarnya antara gw sama Eci, perasaan gw saat itu ga karuan, bingung karena ga tau harus gimana biar yakin kalau dia beneran udah maafin gw, takut, karena apa hubungan gw sama dia bakalan berakhir karena sebuah kejujuran yang gw katakan, gw hanya bisa terdiam dan sesekali melihat raut wajahnya buat meyakinkan apakah dia terlihat marah ataupun sebaliknya. " Aku beneran minta maaf, jujur aku udah nyaman sama kamu, karena itulah aku cerita yang sebenarnya, kalau setelah ini kamu menjauh dan kita ga ketemu lagi, aku cuman bisa pasrah dan terima karena ini salah aku" ucapku sambil menghampiri rita yang masih duduk di meja riasnya. Untuk meyakinkan lagi, gw pun meminta maaf untuk kesekian kalinya sambil sedikit membungkuk, namun tiba-tiba dia menarik wajahku dan mencium bibirku lalu berkata : " Kamu tau kan aku tinggal dimana?" " Dan kamu tau kan nyari aku kemana?" Ucap Rita, sembil beranjak dari tempat duduknya lalu menarik tanganku isyarat bahwa dia sudah siap untuk melanjutkan rencana kita jalan berdua. Kita pun memutuskan untuk makan di sebuah cafe di daerah jalan Riau, aku pun sesekali memperhatikan wajahnya dan terlihat seperti tidak terjadi apa-apa. Pikir gw, mungkin dia hanya mencoba menjaga suana dan bakalan ninggalin gw setelah malam ini berakhir. waktu udah lewat jam 11 malam, akhirnya kita berdua memutuskan untuk pulang. " Bu eci gimana?" tanya rita sesaat setelah masuk ke dalam sebuah taksi yang akan mengantarkan kita berdua pulang, " Maksudnya?" jawab gw, " Kamu sama Bu eci bisnis bareng dari nol sampe punya hubungan, dan sekarang kamu jalan sama aku, apa dia bakalan terima?" tanya rita sambil memainkan hp nya. gw cuman bisa terdiam karena gw pun ga tau apa yang akan terjadi setelah ini.
Bukan Target Cinta (Tamat) by GaluhCahya8
29 parts Complete
Aku masuk ke salah satu game cewek. Jenis game yang menyajikan plot cinta, target pria menawan, dan bonus ucapan sayang dari karakter. Masalahnya.... Satu, aku bukan tokoh utama. Dua, aku bahkan tidak pernah memainkan game tersebut! Tiga, tidak ada telunjuk emas yang bisa membantuku hidup nyaman, tenteram, dan makmur. Lantas apa yang harus kulakukan? Jawabannya: tidak ada. Jalani saja semua dengan gagah berani sekalipun dalam hati ingin menangis. *** "Si-siapa?" Suatu hari ada sosok mencurigakan yang bisa saja disamakan dengan tukang tagih utang versi elite. Namun, tukang tagih utang yang satu ini tidak menyuruhku mencicil utang maupun menjual ginjalku. Dia berkata, "Ayo pulang ke rumah. Kami sudah menunggumu." Mana bisa aku percaya sesuatu yang terlalu baik untuk jadi nyata? Mimpi? Hanya orang naif yang meyakini bahwa semua manusia itu berbudi baik tanpa niat buruk. Namun, aduh! Hidup melarat itu tiada tertahan! Aku mau setidaknya bisa makan tiga kali sehari! Nasi, lauk lengkap, dan bukannya mi instan yang porsinya kubagi dua demi kepentingan jangka panjang! "Tu-tunangan siapa?!" Aku tidak berniat ikut campur! Sumpah! Pria elok bagai merak jantan itu ternyata tunanganku? Si-siapa yang menulis skrip? Kemari! Cepat beri aku plot alternatif! Mengapa rasanya leherku seolah berada di bawah naungan pedang tajam, sih? Oh oke, tunanganku terlalu menggoda. Barangkali colek sedikit tidak ada ruginya bagi siapa pun, 'kan? ... atau tidak.
My Little Monster - Completed by octrouble_mg
39 parts Complete Mature
Mata itu tiba-tiba terbuka dan menatapku. Langsung ke manik mataku. Aduh, copot deh ini jantung. Tali mana tali, buat ikat jantungku biar nggak jatuh. Hiks tolong.... "Kamu jangan pergi, temani aku disini," ucapnya pelan lalu memejamkan matanya lagi. "Hah? Mm... iya," gumamku sambil mengangguk pelan, meski ia tak melihatnya. "Kakak kenapa mabuk?" tanyaku memastikan apa ia bisa di ajak berbicara dengan normal. Lagi pula orang mabuk biasanya akan berkata jujur. Ku pikir dia ada masalah, meski jahat sih jika mendengar curhatan orang yang sedang mabuk, sedangkan aslinya ketika sadar ia akan memusuhiku lagi. Ilsya hanya tersenyum dalam tidurnya. Lantas tak lama bibirnya tiba-tiba melengkung kebawah, terlihat cemberut. Aku nyaris tersedak liur menahan tawa melihat ekspresi wajahnya yang dapat berubah-ubah dengan sendirinya. "Aku nggak suka liat kamu dengan orang lain." Jawabnya dengan raut wajah yang masih sedih. WHAATT?!! Ng-nggak suka, aku dengan yang lain? Sialan Monster ini, meski dalam keadaan mabukpun dia masih bisa membuatku grogi. "Maksud kakak apa?" tanyaku penasaran. "Aku suka kamu, bodoh!" jawabnya lantang, terdengar jelas di telingaku. Jedaaaaaaar...... Siapa yang sangka jika cinta bisa hadir dari rasa benci, dari caci, dari maki. Hinggi bersemi dalam hati tanpa bisa dipungkiri. Cinta ya cinta, tak memandang status, tak mmandang harta, derajat, ras, agama, dan jenis kelamin. Jika cinta telah menancapkan panahnya, siapapun takkan mampu menampiknya.
Red [Cerita Pendek] by helloparksungjeans
33 parts Complete Mature
"Nara, kamu nggak bisa seenaknya gitu dong sama perasaan orang." lelaki tampan dengan fitur rupa setara deskripsi dewa-dewa mitologi Yunani yang acapkali diagung-agungkan oleh hampir setiap insan itu melayangkan protes, menatapku lekat penuh goresan yang tak payah disembunyikan dari balik matanya. Aku menoleh, menerobos masuk dalam sukma lewat bulat besar matanya yang teduh, "Emang aku seenaknya gimana, Kak?" tanyaku pada Pramudya, yang entah sudah keberapa kali dicobanya gapai kedudukan yang terlanjur kukerek naik hingga sukar bagi tiap insan yang hendak mencapai. Dada Pramudya naik turun. Ia memejamkan matanya sejenak, sambil kuserok lagi keteguhan hatiku untuk tetap berada di puncak, menolak terlena dalam tawarannya akan ikrar tuk merengkuhku di hari tergelap yang terkadang mampir tuk kecohkan pandanganku akan masa mendatang. Kelopak mata Pramudya kembali terbuka - masih luka disimpannya disana. "Yang deketin aku pertama kan kamu, terus waktu aku tertarik juga ke kamu, sekarang kamu bilang kamu nggak mau ada di hubungan apapun? Itu maksudnya apa kalau nggak semena-mena?" Pramudya curah perasaannya dengan marah, meski tetap rendah nadanya teralun. Aku tertawa kecil. Lelaki yang cermat. Sungguh jika masih tersisa percaya meski hanya seujung kuku dalam hati, rela kuselami palungku demi Pramudya. Namun sayang, lenyap sudah pandangan baikku akan cinta, hingga yang tersisa bagi Pramudya hanyalah Nara yang rapuh lekat dengan segala traumanya.
TUAN VILLAINKU~ (Tamat) by GaluhCahya8
33 parts Complete
Kupikir aku tidak akan isekai setelah kehidupanku berakhir. Tahu, 'kan, hanya orang tertentu saja yang bisa mendapat kesempatan emas semacam itu? Namun, tampaknya tiket isekai bisa diperoleh semua orang, termasuk diriku, yang tidak memiliki rekam jejak mengagumkan. Eh tapi, kenapa aku harus masuk ke otome game yang kumainkan lewat jalur numpang alias gratis, sih? Oke, tidak masalah aku bukan tokoh utama, antagonis seksi, maupun karakter pembantu. Aku hanyalah karakter tidak penting, tak bernama, yang ada dalam game tersebut. Karakter yang muncul di awal.... "Dasar aneh!" Ups. Aku ternyata sekelas dengan karakter antagonis. Bukan sembarang antagonis, melainkan karakter tersembunyi, berlian, yang sulit didekati oleh pemain! Apa sebaiknya aku membiarkan Mr. Villain menjalani penderitaan ketika SD, menjadi objek perundungan, dan menjauh saja dari masalah? Toh di kemudian hari dia akan menjadi bos besar, pemilik bisnis bernilai jutaan lebih, dan sandungan bagi male leads yang ingin mendekati tokoh utama. "..." Mana bisa begitu?! Oleh karena itu, aku pun menolong Mr. Villain dan berusaha menjadi orang baik agar nanti dapat ganjaran menang undian senilai satu milyar ahahahahaha! "Istriku, biar aku yang bereskan." Di masa depan, saat aku dewasa, bukan undian satu milyar yang kudapat. Aku bahkan tidak menduga bahwa bocah antagonis itu membalas kebaikanku dengan cara ... terlalu baik. Apakah ini saatnya bagiku 'tuk bersinar?! Shining~ Shimering~ Splending~ "Sayang, aku serahkan padamu!" Jadi nyonya besar memang yang terbaik.
You may also like
Slide 1 of 10
Love in Difference  cover
TOILOVE : TAEHYUNG (COMPLETE!) cover
Sebuah Titik : SAGARA cover
Bukan Target Cinta (Tamat) cover
My Little Monster - Completed cover
Red [Cerita Pendek] cover
TUAN VILLAINKU~ (Tamat) cover
THIS YOU!!? cover
TOO MUCH (Tamat) cover
Jangan Pergi, Ayi cover

Love in Difference

8 parts Complete

🗣 Orang medan wajib baca. Gaya bahasa asli medan. Hari hariku selalu menyenangkan bersama kelima temanku. Tapi setelah bertemu dengan dia, hari demi hari yang kujalani menjadi berbeda. "Astaga, lalap mukakmu aja yg kutengok." ketusku padanya. Tapi dia hanya memamerkan sederet gigi putihnya dan menampilkan bolongan di pipi kirinya. Ah manisnya, Boleh jugalah kalok kudekatin. Batinku. "mau ngapain sih kau?" tanyaku sedikit marah "Gak nyangka aku bakal jumpa kau lagi disini. Pasti kita jodoh." jawabnya tanpa dipikir dulu ..... "Jangan liatin Hp terus, aku mau ngomong ini" pintanya padaku "Ish. Yaudah cepat, kau cuman kukasi waktu 10 menit untuk ngomong. Cepat!" perintahku padanya "Oke. Mungkin kau masih marah samaku atas kejadian semalam dan aku mau minta maaf udah buat kau ngerasa malu. Mungkin kita belum kenal dekat, tapi setidaknya aku mau kita bisa berteman." pintanya dengan suara penuh harap dan penekanan setiap katanya. "Permintaan maafmu kuterima, tapi untuk melupakan kejadian semalam mungkin belum" Timpalku panjang lebar