Aku di sini. Berdiri menatap sosok yang sedang duduk di kursi taman dengan kepalanya yang tertunduk. Berjalan dengan pelan dan tetap mempertahankan senyumku. Aku memanggilnya, dengan suara entah kenapa begitu senang padahal aku tau tujuan kami bertemu. "Kak?" Dia menoleh dengan ekspresi wajah yang terlihat sedih? Tetapi dia tersenyum lembut. "Hei, sini duduk dulu." Dia menepuk ruang di sebelahnya maksud mempersilahkan aku untuk duduk. "Kenapa kak? Ada yang mengganggu pikiran kakak?" Aku masih tersenyum dengan mata lurus menatapnya dan dia menatapku juga. "Sorry Din." Yang tadi nya menatapku kini mata nya kembali menatap tanah di mana sepatu PUMA nya berpijak. Aku mengikuti ke arah matanya, sepatu PUMA. Sepatu yang menjadi saksi bisu hubungan kami. Dari pertama bertemu dan saksi kami resmi berpacaran. "Sorry kenapa kak? Perasaan kakak ga ada salah deh." Top, Para produser dan sutradara tolong rekrut aku jadi pemeran utama film kalian. "Sorry dan kita putus ya? Kakak cape." Sesudah terucap nya kalimat itu, dia perlahan pergi. Pergi dan tidak mengucapkan kata kata pamit. Tidak ada. Sementara aku masih diam. Tidak nangis, tidak marah. Hanya diam. Kisah ku dan Kak Yogi selesai. Masih ongoing. Sampul: Pinterest