"Enggak usah basa-basi mending kita langsung cipokan aja."
Berawal dari kalimat candaan dan berakhir mala petaka, Bella yang iseng mengucap kalimat haram itu harus berurusan dengan Adnan, bukan berurusan dalam artian ringan tetapi dalam artian begitu berat atau bahkan sangat berat, Bella yang bodoh itu harus diseret ke dalam kehidupan Ananta dan dipersunting secara tiba-tiba oleh pria bermulut sampah itu.
"Heh! Astaga! Sial! Ayo Bel berpikir positif, pasti pria gila itu cuman mau adu ikan cupang sama Ayah! Ahk enggak mungkin! Hidupku sudah tamat!" Bella terus bermonolog saat sosok Adnan sedang duduk di ruang keluarga bersama ayah dan ibu, ketiga orang itu terlihat membicarakan hal yang sepertinya amat serius.
Adnan tahu yang dilakukannya ini hal gila, bahkan pria itu sering kali menerima umpatan dari sahabat kecilnya setelah bertindak nekat melamar wanita yang baru ditemuinya. Jika Kai mengumpati Adnan, maka beda cerita lagi jika itu keluarga besar Adnan, bahkan pihak keluarga begitu excited saat Adnan mengatakan akan mempersunting wanita.
"Lo ngotak dikit dong! Lo baru kenal tuh perempuan dan lo mau nikahin dia? Apa nggak gila?!"
"Nyokap sama bokap gue udah tahu, mereka dukung kegilaan gue kali ini," balas Adnan.
"Tapi mereka nggak tahu kalau lo sama Bella itu baru kenal anjing, mereka tahunya kalau lo sama Bella pacaran, lo bener-bener dah tega banget bohongin mereka!" Balas Kai sengit.
Ikuti kisah Adnan dan Bella sekarang juga, masukkan cerita ini ke library list kalian.
[FOLLOW SEBELUM MEMBACA YA‼️]
pict cover by: pinterest.
"Mbak ragu sama aku?!" Pertanyaan yang terlontar dari mulut Farez membuat Vio tersentak, suara Farez terdengar meninggi dari sebelumnya.
Tapi setelah beberapa detik Vio memberanikan dirinya untuk mendongak dan menatap Farez.
"Sejujurnya... iya. Melihat perlakuan kamu beberapa saat yang lalu, itu buat saya ragu." Kata Vio pada Farez.
Farez tertawa, bukan tawa seperti biasanya. Tapi tawa yang Vio tahu itu tawa untuk menutupi kekecewaan.
"Bohong!" Sentak Farez. Farez masih menatap Vio namun kini tatapannya menajam setelah mendengar perkataan Vio baru saja.
"Saya gak bohong Rez. Kamu masih... "
"Masih apa?!" Potong Farez.
"Farez... kita gak mungkin... " Vio kesulitan melanjutkan perkataannya. Saat melihat kedua mata Farez yang nampak berbeda dari beberapa detik sebelumnya.
"Love you Mbak!" Kata Farez tegas dan penuh penekanan.