Papa, seorang abdi negara yang sering pergi keluar kota, meninggalkanku dan Mama di rumah.
"Adek, jangan pernah buat Mama sedih, ya." Begitu pesan singkat Papa padaku. Rindu ingin bertemu, bermain bersama seperti teman-teman yang lain.
Berkat Mama, aku tak lagi bersedih. Wanita itu selalu berhasil menenangkan dan menghiburku. Senyumnya tak pernah pudar, sangat cantik. Namun, suatu saat kenyataan besar menimpa keluargaku. Sejak saat itu, Mama menjadi wanita yang pemurung, tak pernah kulihat lagi senyumnya yang indah nan manis itu. Apa yang sebenarnya terjadi?
Satu keinginan Mama yang kutau. Dia pernah berkata, "Mama pengen banget ke sini bareng kamu dan Papa." Mama menunjukkan sebuah gambar berwarna putih di layar ponselnya. Apa itu? Yang kulihat hanyalah hujan, tapi bukan hujan air yang biasanya aku lihat. Ucapan Mama selalu terpatri di benakku, suatu saat 'kan kubantu Mama mewujudkan itu. Namun, bagaimana caranya?