Aksara, aku kembali ke kota ini. Kota dengan seribu cerita cinta yang terselip kisah kita di sana.
Aksara, jalanan kota yang pernah kita telusuri bersama sudah berbeda namun kenangan akan kita di sana takkan pernah berbeda, bahkan menguat seiring waktu di kepalaku.
Aksara, udara di kota ini semakin panas. Sesak di dada semakin terasa karenanya. Andai kamu ada di sini, mungkin kamu sudah membawaku pergi ke tempat yang lebih baik, karena kamu adalah sebaik-baiknya peta yang mengetahui seluk beluk kota kelahiranmu ini.
Maaf Aksara, aku tidak bisa menepati janji untuk terus berjalan ke depan tanpa melihat yang lalu akan kenangan kita.