Istirahat

Ghia tidak pernah punya teman sepanjang dua belas tahun dia hidup. Sialnya, di Pulau yang Terasingkan tidak ada siapa pun yang sudi menjadikan Ghia sebagai teman karena Ghia 'berbeda'. Hal itu membuat Ghia menjadi anak yang jauh lebih dewasa daripada umurnya karena sering ditimpa masalah dan bergaul dengan benda mati seperti buku dan bintang-bintang.

Namun, tiba-tiba surat-surat tanpa nama mulai berdatangan ke pintu rumah Ghia, mengajak Ghia 'bicara' seperti seorang teman.

Ghia begitu penasaran dengan si pengirim surat hingga rasa penasaran itu mengantarkan Ghia pada pertemuannya dengan seorang anak laki-laki dengan iris mata seperti warna alam semesta. Bersamanya, Ghia mulai menyelami kisah-kisah di balik kehidupan para penghuni Pulau yang Terasingkan. Juga kisah-kisah bak dongeng tentang malaikat, bintang, dan Tuhan.

Ghia begitu naif dan polos hingga dia tidak sadar bahwa di balik kisah bak dongeng itu, mengandung suatu rahasia besar tentang anak lelaki yang menjadi satu-satunya teman Ghia.

Dan ... hei, Ghia jadi bertanya-tanya apakah bintang-bintang itu sungguh hanyalah sekedar benda mati? Dan apakah malaikat itu ... bisa berubah wujud menjadi manusia?