Story cover for Suatu Hari di Planet Pluto by indrisalsabila
Suatu Hari di Planet Pluto
  • WpView
    Reads 55
  • WpVote
    Votes 16
  • WpPart
    Parts 6
  • WpView
    Reads 55
  • WpVote
    Votes 16
  • WpPart
    Parts 6
Ongoing, First published Aug 06, 2021
Pluto, seorang makhluk luar angkasa yang terkejut saat ia membuka mata, dunianya sudah tak lagi sama. Keluarga, teman, sahabat, lingkungan dan segala yang ia punya menghilang dan ia semakin kebingungan saat menemukan dirinya berada di suatu tempat yang kejam, sungguh berbeda dari planet sebelumnya.

Sedangkan Bumi adalah seorang manusia perempuan yang membantu Pluto menemukan jati dirinya. 

"Menurutmu mengapa sesuatu bisa menghilang, Bumi?" 

Bumi menghela nafas. "Sudah takdirnya."

Pluto tersenyum, walau hatinya terasa pedih. "Tetapi mengapa sesuatu yang hilang sangat sulit dilupakan?" 

Bumi menatap lantai, mencerna kalimat yang baru saja dilontarkan Pluto. "Segala sesuatu yang menghilang biasanya adalah hal-hal yang indah."
All Rights Reserved
Sign up to add Suatu Hari di Planet Pluto to your library and receive updates
or
#360harapan
Content Guidelines
You may also like
LIMBO - The Edge Of Life ( ON GOING ) by Erchill112
12 parts Ongoing
Bianca, Erick, dan Ryan terlempar ke dalam sesuatu yang bukan dunia-bukan pula mimpi. Sebuah limbo. Tempat di mana realitas tak lagi punya bentuk, dan logika dibungkam oleh kekacauan. Di sana, waktu berjalan tanpa arah. Langit berubah warna sesuka hati, tanah bisa menghilang di bawah kaki, dan udara terasa seperti bisikan ketakutan yang berulang-terus, dan terus. Mereka tidak tahu dari mana semua ini bermula. Yang mereka tahu, sesuatu sedang mengejar. Selalu. Tidak pernah jauh. Sesuatu yang tidak memiliki wajah, tapi membawa kegelapan yang bisa mencuri isi dada manusia. Setiap langkah membawa mereka lebih dalam, ke dalam lorong-lorong hampa, ke ruang yang berbisik, ke tempat di mana tragedi adalah matahari yang terbit setiap pagi. Jantung mereka berdetak seperti genderang perang, darah berdegup kencang tanpa sebab, dan pelan-pelan, rasa cemas berubah menjadi putus asa-menyusup ke tulang, menguasai jiwa yang letih untuk terus melawan. Mereka mencari jalan keluar. Terus berjalan meski mata tak sanggup lagi membedakan kenyataan dari ilusi. Petunjuk demi petunjuk muncul dalam bentuk yang ganjil: lukisan berdarah, suara anak kecil menangis, jam yang berputar mundur. Dan perlahan, mereka mulai menyadari-dunia ini bukan hanya tempat, tapi cermin retak dari kebenaran yang tak pernah mereka sangka. Apa yang mereka temukan bukan penyelamatan, melainkan jawaban. Dan seperti semua jawaban dalam mimpi buruk, ia datang dengan harga: luka yang tak pernah bisa disembuhkan. Ini bukan sekadar kisah tentang bertahan hidup. Ini adalah kenangan yang tertanam, membekas, menoreh, membuat mereka mengerti satu hal: Beberapa pintu, tidak pernah seharusnya dibuka. ( REVISI SETELAH TAMAT :))
You may also like
Slide 1 of 10
YOLUTA cover
Planet itu bernama Bumi  | Part 1: Tentang Farbe cover
LIMBO - The Edge Of Life ( ON GOING ) cover
GALAKSI : SANG PERISAI [END] cover
Langit untuk Asa cover
Why ? cover
DIA ANGKASA cover
Selebgram [end] cover
Waiting For cover
Mars & Pluto (Sudah Terbit)  cover

YOLUTA

40 parts Complete

"Gue benci lo!" Yoluta merasakan dirinya jatuh dari langit tanpa pengaman apapun. Jatoh gitu aja. Cowok yang Yoluta suka, mengatakan benci di hadapannya dengan jelas dan lantang. Sakit mendengar nya. "Dan gue harap lo musnah dari bumi ini, biar hidup gue tenang!" Peter langsung pergi meninggalkan Yoluta yang masih setia berdiri disana. Entah kenapa, perasaan suka terhadap Peter masih ada. Meskipun cowok tersebut sudah mencaci maki dirinya. Yoluta tidak mengerti dengan dirinya sendiri.