Sejatinya benar hidup itu anugerah. Semua berjalan di lorong kehidupan yang telah di tentukan, terseok tertatih perlahan turun dan naik . Ini semua tentang dia dengan berbagai liku perjalanannya dalam menggapai secercah cahaya kehidupan dan harapan bahagia di masa depan. Banyak hal telah dilalui dari hitam, putih, merah, hijau, lara, bahagia, lelah hingga dahaga sudah dirasa, meski belum sepenuhnya namun separuhnya telah usai. Sekelumit orang yang berkhianat, setitik cahaya dalam gelapnya lorong kehidupan dan sepasang telinga yang setia mendengarkan. Apalah arti telinga dibanding mata, hidung dan mulut ?. Benar, tak ada perbandingan. Dan terkadang hal kecil seolah tanpa arti, sama pentingnya dengan hal besar yang kelak ia lalui.All Rights Reserved
1 part