Rasa Tak Bertuan

Laki-laki itu masih berdiri tepat dihadapanku. Menatapku dengan air muka yang sulit dijelaskan. Matanya, Hidungnya, Alisnya, Bibirnya, bahkan Tahi lalat tepat di dagu nya pun masih terekam jelas dalam benakku. Seketika aku merasa sesak, rasa sakit kehilangan itu datang lagi.

"Are you oke?" Tanyanya dengan mimik muka yang semakin membuatku ingin cepat cepat meninggalkan tempat ini. Aku hanya membalasnya dengan senyum sembari menahan rasa sakit di dada dan air mata yang sudah sangat siap untuk membasahi pipiku.

"Ethan." Ucapnya tersenyum seraya menyodorkan tangannya.

Seketika aku merasa seluruh darah yang ada di kepalaku mengalir turun dengan derasnya.
Bukan.. Dia bukan Aidan. Dia bukan orang yang dulu bahkan hingga saat ini sangat aku cintai. Tapi mengapa wajahnya sangat mirip dengan Aidan?