Begitu banyak ekspetasi tinggi yang ia bayangkan ketika menjadi dewasa, pikirnya menjadi dewasa adalah hal yang menyenangkan. Jiwanya menggebu-gebu untuk segera memasuki usia legal. Hingga pada akhirnya, ia disadarkan oleh kenyataan pahit bahwa menjadi dewasa bukanlah hal yang menyenangkan. Semakin tinggi usia, semakin berat beban yang dipikul, dan pahit yang dirasa.
- Let's enjoy for reading guys
⚠️ Bijaklah dalam memilih bacaan, cerita mengandung kekerasan, pembunuhan, selfharm.
"Resusitasi adalah prosedur medis darurat yang dilakukan untuk menyelamatkan nyawa seseorang saat pernapasan atau jantungnya berhenti. Lakukan dengan segera dengan Posisi tangan harus pas hingga proses kompresi jantung bisa maksimal. Tapi tentunya akan ada efek samping, salah satunya patah tulang."
Satu bait penjelasan medis yang malah membuat mata dr. Adis berkaca-kaca ingin menangis. Padahal penjelasannya tidak ada hubungannya sama sekali dengan kisah hidupnya. Namun ketika ia renungkan semakin dalam, analogi itu sangatlah cocok.
Bahwa ia bertemu dengan seorang pria yang sedang sekarat dalam urusan percintaan. Seorang pria yang pernah patah hati hingga mati rasa. Jantung bagian percintaannya berhenti berdetak. Lalu dengan polosnya, Adis mencoba memberikan pertolongan dengan cara menyentuh jantung hatinya. Memberi tekanan-tekanan cinta, berharap jantung hati pria itu akan kembali berdetak normal hingga bisa kembali merasakan jatuh cinta.
Namun sayangnya Adis tidak memperhitungkan lebih jauh lagi bahwa berhasil atau tidak berhasilnya resusitasi yang ia berikan pada pria itu, tetap akan menimbulkan efek patah hati.