Namanya Aran. Orang yang seperti tidak peduli tapi peduli. Orang yang bisa tahu semua tentangku meski aku tidak memberi tahu. Satu-satunya orang yang tetap di sisiku sekalipun aku memintanya untuk pergi. Rasanya baru kenal kemarin, tapi ternyata sudah bertahun-tahun lamanya. Lama berkelana, aku singgah di hati banyak pria. Rasanya seperti siklus yang tidak pernah usai. Pada akhirnya, aku kembali pada Aran. Orang yang hampir jadi satu-satunya teman dekatku. Lelah dengan peliknya hidup, kupikir bunuh diri solusinya. Namun Aran tiba-tiba datang dengan cara lain. Pria itu datang melamarku tanpa basa-basi. Seakan-akan hidup bersama itu adalah hal yang mudah. Dia menawarkan untuk membantu menyelesaikan masalah yang kuemban bertahun-tahun dengan hidup bersamanya. Solusi bodoh Aran akhirnya kuikuti. Kusetujui tawarannya di depan ayahku untuk ikut dibawa pulang olehnya. Sampai di hari kami menikah, semuanya jadi aneh. Jadi lebih ringan, tapi juga berat. Jadi lebih mudah, tapi juga sulit. Meski begitu, entah mengapa aku selalu menyukainya. Hidup pasti punya lika-liku. Tapi selama dengan Aran, aku selalu merasa pasti mampu menghadapinya. Iya. Aku jatuh cinta dengan cara Aran menyelesaikan semua masalah kami. Aku jatuh cinta pada sosok pahlawan Aran yang selalu bisa membuatku merasa aman dan tenang. Aku jatuh cinta pada pribadi Aran yang akhirnya jadi satu-satu orang yang bisa kupercaya di saat aku merasa semua hal di dunia ini hanyalah tipuan. Aku jatuh cinta pada Aran. Mengapa? Ya, karena ternyata cuma dia yang bisa melakukannya.