CERITA INI PERNAH DILOMBAKAN DALAM ACARA PENTAS PAI TINGKAT PROVINSI JAWA BARAT. Tiga tahun Ninda berjuang untuk menuntut ilmu agama di Pondok Pesantren. Kesuksesannya tiada artinya tanpa bimbingan sahabatnya_Alma. Dialah lentera yang menerangi jalannya. Hingga sebuah perpisahan memisahkan mereka berdua. Hidup mandiri itulah prinsip Ninda saat berpisah dengan Alma. Tahun berikutnya, Ninda kembali ke tanah kelahirannya. Menepati janjinya terhadap masyarakat yang kehilangan arah. Dengan cahaya ilahi, ia berhasil menerangi jalan orang-orang yang tersesat. Suatu saat, Ninda bertemu dengan seorang pria yang berhasil membuatnya jatuh cinta. Mereka pun bersatu dengan cara yang halal, yaitu menikah. Namun, tak ada pernikahan yang berjalan mulus semulus jalan tol. Begitu pun juga pernikahan Ninda dan juga suami pilihannya. Semakin hari semakin banyak masalah yang datang menghujani rumah tangga mereka. Semakin banyak pula perilaku suaminya yang membuat dirinya bingung. Sebagai seorang istri, Ninda hanya dapat menuruti apa yang dikatakan suaminya. Meskipun Ninda bertanya-tanya. "Siapa suamiku ini sebenarnya?. Mengapa dia tidak melaksanakan kewajibannya sebagai seorang muslim?." Hingga suatu ketika, sang suami pun mengajak Ninda pergi ke suatu tempat dan melakukan hal yang sama sekali sulit di maafkan oleh Ninda. Sebagai seorang muslimah yang terdidik, Ninda sangat mengerti dan sangat paham bahwa yang di lakukan suaminya itu menyimpang dari syariat islam. Mengingat kewajibannya sebagai seorang muslim yaitu mengingatkan muslim yang lain ketika menyimpang dari kebenaran, Ninda pun berusaha menasihati sang suami berharap suaminya itu akan menyadari kesalahannya. Dan ternyata, kelakuan suaminya tersebut membuat mereka berujung di penjara. Akankah sang suami mendengarkan seruan Ninda?. Ataukah malah berpaling? Akankah Ninda dan suaminya dapat keluar dari penjara?. Hukuman apakah yang di putuskan oleh hakim?