Alone
  • GELESEN 44
  • Stimmen 8
  • Teile 2
  • GELESEN 44
  • Stimmen 8
  • Teile 2
Laufend, Zuerst veröffentlicht Aug. 13, 2021
"Saya tidak mengharapkan apapun dari Anda! Mau harta ataupun jabatan terserah! Silahkan ambil!! Hanya satu yang saya minta, tolong... tolong jangan siksa Bunda-hiks.. hikss.. k-karena beliau, Saya masih ada sini!!" Dia terisak, degub jantungnya berpacu cepat. Gadis itu-perempuan berjilbab itu mengambil alih pecutan yang ada di tangan ayahnya dengan gemetar.

"T-Tolong Y-yah, jangan seperti ini-hiks.. J-jika Ayah ingin S-saya dan Bunda pergi dari sini-hiks, Sa-saya akan lakukan, Yah" ucap gadis itu berusaha tegar dengan segala hal permasalahan keluarganya. Perlahan-lahan tangan gadis itu mengusap tangan sang ayah dengan penuh kehati-hatian, gadis- yang tidak kita ketahui namanya itu langsung memeluk badan ayahnya yang bergetar hebat.

Ayah dan anak itu menangis, rasa sesak didada ini belum juga hilang setelah sang ayah tadi bergumam "Ma-Maaf nak, Maafkan Ayah" dengan suara yang begitu parau. Setelah pelukan kehangatan itu, dia-gadis itu melirik bundanya yang terkapar tidak berdaya,  berjalan tertatih menghampiri sang bunda, berjongkok disebelahnya dan berusaha sekuat tenaga membawa bundanya kepunggung untuk digendong. 

Terseok-seok gadis itu membawa bundanya kedepan gerbang, meminta tolong pada satpam komplek untuk membawa bundanya kerumah sakit.

"La tahzan, Na, la tahzan innallaha ma'ana" gumam gadis itu berusaha menyemangati dirinya sendiri setelah pak satpam memberhentikan salah satu taksi. 



Ini perdana saya bikin cerita, eh enggak ning yang waktu itu sih diunpublis jadi gak dilanjutin ceritanya..
Sekarang karya baru deh, ehe
Cukup sekian terima kasih :)
Nantikan kelanjutan ceritanya yah kawan😗
Insya allah seru hihi
Jangan lupa vote, comment and share!!
Alle Rechte vorbehalten
Melden Sie sich an und fügen Sie Alone zu deiner Bibliothek hinzuzufügen und Updates zu erhalten
oder
#879rumit
Inhaltsrichtlinien
Vielleicht gefällt dir auch
LILY | Princess Alexander von T_I_T_I_E
47 Kapitel Laufend
Elizabeth (Eli) adalah seorang wanita yang hidup bahagia bersama suaminya, Albert, dan ketiga putra mereka. Kebahagiaannya semakin lengkap saat ia mengetahui dirinya kembali hamil, berharap kali ini dikaruniai seorang anak perempuan. Namun, semua impiannya hancur dalam sekejap ketika Albert tiba-tiba pulang dengan amarah yang membara, menuduhnya telah berselingkuh. Tanpa diberi kesempatan untuk menjelaskan, Eli diusir dari rumah dengan kejam. Hujan deras mengiringi kepedihannya saat ia tersungkur di depan gerbang mansion, ditinggalkan oleh pria yang paling ia cintai. Dengan hati yang hancur dan bayi dalam kandungannya yang belum sempat ia beri tahu, kini Eli harus menghadapi kenyataan pahit, ketika kehidupannya yang sempurna telah berubah menjadi kehancuran hanya dalam semalam, hal itu terjadi akibat kesalahan pahaman yang bahkan tidak pernah ia lakukan. 16 tahun berlalu... Di sebuah kota kecil yang jauh dari kehidupannya dulu, seorang gadis cantik, bertubuh mungil dan imut berjalan di samping ibunya, Eli. Lily Amora Queenzea Alexander gadis manis berpipi chubby itu, kini sudah berusia 15 tahun, tumbuh dengan penuh kasih sayang, tanpa mengetahui kelamnya masa lalu yang menyelimuti ibunya. Namun, takdir perlahan mempertemukan mereka kembali dengan masa lalu yang telah lama Eli tinggalkan. Akankah kebenaran akhirnya terungkap? Dan apakah Albert masih menyimpan amarah, atau justru menyesali keputusan yang menghancurkan keluarganya selama 16 tahun ini? Langsung baca ceritanya❣️ (Semua gambar yang terdapat di cerita ini bersumber dari Pinterest) (Hanya cerita karangan, yang tidak baik jangan di tiru!)
Vielleicht gefällt dir auch
Slide 1 of 10
Adrian  cover
DEVANO ATTARIK [BL] cover
MAHENDRA  cover
Rental Boyfriend cover
LILY | Princess Alexander cover
BxB Oneshoot 🔞⚠️ cover
𝑯𝒆'𝒔 𝑴𝒊𝒏𝒆 cover
Agva! cover
GALAKSA cover
I'm Alexa cover

Adrian

54 Kapitel Laufend

Seumur hidupnya, Adrian hanya menjadi bayangan di keluarganya sendiri. Hingga suatu malam, satu kalimat menghancurkan segalanya. Ia pergi tanpa menoleh-tanpa rencana, tanpa tujuan. Tapi bisakah bayangan benar-benar menemukan cahayanya sendiri?