BUDAYAKAN FOLLOW SEBELUM MEMBACA
JANGAN LUPA VOTE SAMA KOMEN JUGA
Bercerita tentang seorang gadis remaja yang dikekang,dan tidak mendapat keadilan di keluarga nya sendiri
Namun semuanya berubah setelah datang nya seorang laki laki yang akan mengeluarkan nya dari kegelapan itu
Setelah pintunya dibuka terlihat ,papa,mama,dengen Vita,saat hendak pergi ke kamar nya ayahnya bersuara
'masih inget pulang?" Tanya ayahnya
Vanya tau sekarang bahwa ayahnya marah kepadanya,dan disini posisinya juga salah
"JAWAB,KEMANA AJA KAMU" bentaknya
Vanya tidak berani menjawab,dia menundukkan kepalanya dan meremas jarinya dia takut sekali dengan papanya
" Pa,pas vita keluar tadi bareng temen Vita,dia pergi sama cwo pa,boncengan" adu Vita
Plakk
Suara tamparan terdengar keras di isi ruangan tersebut
Vanya menangis dan memegangi pipi nya yang terasa panas akibat tamparan papanya
"APAKAH KAMU BISU VANYA,JAWAB,KELUARGA INI TIDAK ADA YANG BISU" bentaknya sambil menarik rambut Vanya
Kulit kepala Vanya terasa sangat sakit
"Ampun pa,Vanya cuma balas kebaikan dia karna tdi udah nolongin Vanya,Vanya gak ngapa"in"lirihnya sambil terus menangis
"Pa,tadi Vanya disekolah nabrak orang sampe bajunya kotor kena saos,bikin malu aja pa" sambung Vita
"Emang gadis ceroboh kamu,udh gitu gapernah nurut dasar emang" sambung mamanya.
Apakah mendapat kebahagiaan itu susah?
Dia,hanya dia ,tidak untuk yg lain"
"ajal adalah suatu hal yang tidak bisa ditawar"
Happy Reading
semoga betah
mengandung humor sedikit ,untuk mencair kan suasana.
NO PLAGIAT!!!
BUKAN TEMPAT PROMOSI!!!
Hanya Aira Aletta yang mampu menghadapi keras kepala, keegoisan dan kegalakkan Mahesa Cassius Mogens.
"Enak banget kayanya sampai gak mau bagi ke gue, rotinya yang enak banget atau emang gara - gara dari orang special?" Mahes bertanya sambil menatap tepat pada mata Aira.
"Eh.. Tuan mau?" Aira mengerjapkan matanya.
"Mau, gue mau semuanya!" Mahes merebut bungkusan roti yang masih berisi banyak, kemudian langsung membawanya pergi. Aira reflek mengejar Mahes.
"Tuan kok dibawa semua? Aira kan baru makan sedikit," Aira menatap Mahes dengan raut memelas.
"Mulai perhitungan ya lo sekarang sama gue."
"Enggak kok, tapi kan rotinya enak, Aira masih mau lagi," Aira berkata dengan takut-takut.
"Ga boleh!" Mahes langsung melangkahkan kakinya ke arah tangga menuju kamarnya. Aira langsung cemberut menatap punggung Mahes yang mulai jauh.
Cerita dengan konflik ringan