[Tolong follow akunku dulu ya sebelum baca, terima kasih]
*****
3 tahun berlalu sejak kejadian luar biasa itu terjadi, aku bahkan masih mengingat betul saat pertama kali bertemu dengannya. Dia adalah sosok gagah yang dengan lembutnya memainkan lagu Für Elise menggunakan piano tua kesayangannya. Sejarah mengatakan bahwa lagu itu adalah lagu paling romantis pada zamannya. Aku bahkan sempat membayangkan bahwa aku adalah sosok Therese Malfatti yang merupakan murid sekaligus orang yang dicintai Beethoven hingga akhir hayatnya saat mendengar lantunan syahdu dari alat musik itu. Tapi apalah aku yang hanya bersembunyi dibalik sebuah pintu putih sembari menatapnya dari kejauhan, dia terlalu sempurna untukku dan aku hanya bisa menjadi pengagumnya dari kejauhan.
Suara helaan napas mulai membentuk uap tipis yang menyejukkan. Dan saat itu juga aku harus memikirkan 2 hal penting yang harus dikorbankannya.
1. Menjadi Therese Malfatti yang meninggalkan Beethoven, atau
2. Menjadi Beethoven yang memperjuangkan Therese Malfatti.
-----
Namun seperti yang pernah seseorang ucapkan, bahwa aku tak akan pernah kembali ketempat ini sendirian. Kutatap langit malam yang gelap, satu persatu butiran salju mulai turun dan membasahi syal putih yang dirajutnya sendiri pada musim gugur 3 tahun yang lalu. kehangatan itu masih ada, dan dekapan itu mulai terasa. Mulai saat ini aku akan benar-benar bersumpah bahwa Für Elise adalah melodi yang sangat, sangat, dan sangat indah dalam kehidupanku.
"benua ini akan jadi saksi segalanya, Serra," bisik pria yang kini mendekapku hangat tepat ditelingaku.
Kugapai beberapa salju yang turun, hingga kilauan putih itu mulai menghiasi telapak tanganku yang pucat. Saat inilah batinku mulai menggumamkan sebuah kata, gumamannya sangat lirih hingga aku bersumpah bahwa pikiranku tak mampu menangkap arti dari gumaman itu. dan itu adalah...
Eropa~
Start from August 16, 2021