Perpisahan itu akan ada, meski dia adalah jodoh kita yang telah di tetapkan Tuhan, jika sekarang bukan waktu yang pas untuk mereka saling memiliki Tuhan akan menguji mereka dengan cara di pisahkan, dengan kesalah pahaman, renggangnya suatu hubungan, kematian.
Tapi jika kita sudah menerima takdir yang sudah di tentukan dengan ikhlas, dan sabar. kata-kata yang sering terdengar akan indah pada waktunya, itu pasti benar-benar datang.
Jadi bersabarlah, yakinlah bahwa kita mampu. adanya sebuah ujian dari Tuhan untuk kita karena Tuhan tau kita mampu. Begitupun dengan gadis remaja dalam kisah ini.
Bermula dari putusnya dengan sang kekasih, berpisahnya dengan orang yang sangat dia sayangi untuk selamanya karena kematian.
Ketabahannya di uji, kini dia seorang diri tanpa adanya orang tua, penyesalan di masalalu yang membuatnya susah untuk menerima cinta yang baru. Dia tidak ingin dan masih menginginkan mantan kekasihnya yang sudah lama menghilang dari penglihatannya.
Dia berharap semoga suatu saat nanti dia akan di beri kesempatan kedua untuk bertemu kembali dengan pria yang namanya masih tersimpan rapi di dalam hatinya.
Hanya Aira Aletta yang mampu menghadapi keras kepala, keegoisan dan kegalakkan Mahesa Cassius Mogens.
"Enak banget kayanya sampai gak mau bagi ke gue, rotinya yang enak banget atau emang gara - gara dari orang special?" Mahes bertanya sambil menatap tepat pada mata Aira.
"Eh.. Tuan mau?" Aira mengerjapkan matanya.
"Mau, gue mau semuanya!" Mahes merebut bungkusan roti yang masih berisi banyak, kemudian langsung membawanya pergi. Aira reflek mengejar Mahes.
"Tuan kok dibawa semua? Aira kan baru makan sedikit," Aira menatap Mahes dengan raut memelas.
"Mulai perhitungan ya lo sekarang sama gue."
"Enggak kok, tapi kan rotinya enak, Aira masih mau lagi," Aira berkata dengan takut-takut.
"Ga boleh!" Mahes langsung melangkahkan kakinya ke arah tangga menuju kamarnya. Aira langsung cemberut menatap punggung Mahes yang mulai jauh.
Cerita dengan konflik ringan