Dari kisah ini aku belajar cara menanti dengan pasti.
Menaruh harap dengan hati - hati.
Cara mencintai dalam keyakinan dan menikmati janji dari Sang Illahi dalam mencari jati diri, menyederhanakan hati.
Kau memang bagaikan kembang gula manis dan lembut, ramah dan selalu menarik perhatian. Namun kau juga bagai kabut, dingin dan tak mampu ku genggam.
Dalam sujud selalu ku larutkan seluruh isi hati ini pada Nya Sang Pemilik hati. Berharap nanti kau lah yang menjadi pujaan hati.
Antara ego dan keinginan hati, pernah ingin ku ungkapkan isi hati. Namun diri tak mempunyai kemampuan dan kekuatan akan jawaban yang menanti.
Terimakasih, karena pernah mengisi relung hati. Meski kini bukanlah kau yang ku nanti lagi. Bukan takdir yang berubah, namun kita yang benar - benar harus berpisah.
IG:@fe_mbii
Fb:f'pertiwi
Twiter:@bbluestar2_
Note:
Love In Guntur 2249 MDPL buku harian biru 2020. Ini adalah ceritaku yang terinspirasi dari kehidupan percintaan yang pernah aku alami, cinta yang terbalas namun berakhir kandas dan berujung kedalam cinta dalam diam, karena hati belum benar ikhlas untuk melepas. Bukan dipaksa untuk ikhlas, namun Tuhan ingin kita mencari hikmah baik disetiap keadaan, terkadang kita harus merasakan sakit, perih, menangis, merenung, lalu bangkit untuk meraih bahagia. Insyaallah, mungkin itulah cara -Nya dalam mencintai seorang hamba. Wallahu'alam bisowab. Kita pernah salah dalam mengambil jalan, namun Tuhan tak pernah kehabisan cara agar kita bisa berubah dan kembali kepada jalan kebenaran, yaitu jalan yang selalu Ia Ridhoi.
Jika ada kesalahan kata atau kesamaan tokoh dan tempat mohon untuk dimaklumi🙏🏻, karena akupun masih belajar dalam menulis jadi mungkin butuh waktu untuk belajar agar dapat memperbaiki tulisanku(^v^), insyaallah. sebagian tokoh dan cerita didaur ulang untuk melindungi beberapa privasi dan nama tokoh serta cerita beberapa tidak sesuai dengan yang sebenarnya. Jadi sebagai pembaca yang bijak mohon bantuannya🤗. Ambil yang baik