"Maafkan aku" ~
"Maaf?bahkan seribu kata maaf pun tak akan bisa mengobati luka ku" ~
"Ya aku tau,tapi apakah masih ada kesempatan kedua untuk ku? ku mohon, berikan kesempatan itu jika memang ada" ~
"Aku percaya dengan mu,lewat pertemuan singkat itu,dengan mudah nya aku percaya,tapi apa?,kau malah sebaliknya,dan sekarang kau datang dan bersimpuh di hadapan ku mengucapakan kata MAAF dan meminta KESEMPATAN KEDUA? semudah itukah kau meminta dan berucap?,maafkan aku, aku tak bisa kembali bersama mu,jika di kehidupan ini takdir ku adalah menjadi milik mu, percayalah aku benci dengan takdir itu" ~
****
Disaat aku ada,kau tak pernah menganggap ku.
di saat aku pergi,kau tak pernah mengejar ku.
dan di saat aku terluka,kau tak mau menjadi pelindung ku.
TAPI!!...
di saat aku mulai bahagia,kau datang padaku.
disaat aku menjauh,kau mendekati ku ...
tolong,tolong bantu aku lepas dari belenggu keegoisan mu...
dan tolong, biarkan aku bahagia di atas
LUKA DAN RASA........
Sampai aku harus hidup sebagai diri orang lain..
Seburuk itukah nasibku?
Akankah mereka kembali bersama?
Atau salah satu mereka akan merasakan yang namanya MENCINTAI TAK HARUS MEMILIKI?
Mulanya, maksud Miura Nara menerima pernyataan cinta berondong tengil yang terus mengganggunya, adalah untuk membuatnya kapok. Dia sudah menyiapkan 1001 tingkah menyebalkan yang akan ditunjukkan selama masa uji coba berpacaran. Dengan begitu, berondong menyebalkan berstatus pacar magang itu memilih pergi meninggalkannya.
Sialnya, ini tidak semudah yang Miura kira. Terlebih saat dia harus tinggal satu atap bersama pacar berondongnya dengan hormon belum stabil alias sangean.
Miura Nara dalam masalah baru yang lebih besar dari sekadar Askara Tarachandra Manggala.