Mereka adalah seorang anak yang masih menduduki bangku Sekolah Dasar, dipaksakan dewasa oleh keadaan. Bekerja siang hingga malam, demi membantu meringankan pekerjaan Bapak dan Ibu mereka dalam memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga. Dunia sangat kejam, mereka yang kaya akan sibuk menghamburkan uang percuma, sedangkan orang miskin sesak menampung kehidupan pahit dalam memikirkan lauk-pauk untuk esok hari.
Satria Cahaya Putra, Mishaka Agung, Lion Jajakara. Tiga lelaki kecil yang tangguh, persahabatan di antara mereka tercipta kuatnya rasa kasih sayang, serta saling tolong menolong antar satu dan lainnya. Tentu banyak rintangan yang akan mereka hadapi, tidak seperti para Beban Orang Tua lain yang sibuk rebahan menunggu sejumlah uang dari hasil keringat orang tua mereka.
Kehidupan keluarga dari tiga anak lelaki ini, sangatlah krisis akan ekonomi. Anak di usia mereka yang seperti ini, yang seharusnya bermain layang-layang di tengah terik panas matahari, atau bahkan bermain petak umpet, kejar-kejaran lalu tertawa bersama. Itu semua terpaksa dilenyapkan dalam kehidupan masa kecil mereka, hanya karena demi mencari selembar kertas bernilai agar mendapatkan sendal jepit untuk kedua orang tua mereka.
Terlalu banyak kisah pahit yang mereka lewati, hingga salah satu di antara mereka ada yang hampir menyerah, tetapi karena kekuatan cinta dari sebuah persahabatan. Akhirnya mereka mampu melewati segala rintangan bersama. Harapan mereka hanya satu, yaitu mengangkat derajat orang tua mereka yang sempat direndahkan.
Hingga akhirnya, ketiga anak ini tumbuh menjadi seorang pemuda yang berhasil meraih sebuah harapan yang sangat besar dalam kehidupan mereka. Hidup dalam sebuah desa bernama Kaukes, pada tahun 2000. Memberikan banyak pelajaran penting bagi mereka, aku, kamu, dan kita sebagai seorang Beban Orang Tua.