Bumi begitu bahagia kala ia berhasil menepati janjinya di masa kecil. Namun tidak bagi Mega, rasa kasih dan sayangnya di masa dulu, kini telah memudar dan berubah menjadi sebuah kebencian.
"Kamu dengar dan ingat perkataanku baik-baik, Jika bukan karena perjodohan orang tua kita, tak sudi aku menjadi istrimu!" bentak Mega tanpa memikirkan perasaan Bumi.
"Bukannya dulu kamu yang meminta pernikahan ini?" Bumi mengingatkan tentang apa yang sang isti pinta darinya dulu.
"Ya, memang aku akui, dulu aku memintamu untuk berjanji menikahi aku di saat kita dewasa," ucap Mega dengan emosi yang meluap-luap.
"Namun, apakah aku harus merasa bahagia, setelah apa yang kamu lakukan kepadaku?" tanya Mega, tak terasa bendungan air mata yang sengaja ia tahan, akhirnya berhasil mengalir melewati pipinya yang tembam.
"Maafkan aku, aku sungguh tidak tahu jika dia itu---."
"Pergilah, tinggalkan aku sendiri." Mega menyuruh Bumi untuk pergi dari hadapannya tanpa memberikan sebuah kesempatan untuk menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi.
Sera Abigail, menjual tubuhnya demi bertahan hidup pada pria-pria yang haus pelarian. Hingga takdir membawanya pada seseorang yang salah, ayah dari sahabatnya sendiri. Seorang pria dengan kehidupan sempurna, mapan, berwibawa, dan sudah berkeluarga.
Di balik hubungan terlarang yang mulai menjeratnya, Sera menyimpan satu tujuan lain, mengungkap kebenaran tentang kematian ibunya.
Akankah Sera terus tenggelam dalam hubungan terlarang atau melepaskan perlindungan semu yang selama ini ia genggam?