Dalam hidup tak selamanya selalu berjalan dengan baik. Kadang kala takdir tak dapat ditebak oleh setiap insan. Terlalu misterius. Penuh teka-teki. Dan... banyak kejutan. Hidup Nana bisa dibilang baik-baik saja, namun tak banyak orang tahu jika otaknya terpenuhi oleh banyak hal. Mimpinya. Tuntutan orang tua. Kebencian dari adik kandungnya. Hingga, penghianatan di masa lalu yang pernah ia alami. Perkataan demi perkataan yang terus berdengung tanpa henti membuat Nana memutuskan untuk menyakiti dirinya sendiri. "Banyak orang ngeliat gue baik-baik aja. Sial. Mereka gak tau gimana hancurnya diri gue." *** Menjadi seorang publik figur bukanlah hal mudah. Memiliki banyak muka haruslah menjadi point yang utama, ditambah fans-fans fanatik yang suka mengusik kehidupan pribadi. Arven tak sengaja terjun di dunia entertainment. Tak kesengajaannya tersebut entah membawa keberkahan atau kesialan, karena seringkali ia merasa tertekan dan hidup jauh dari kedamaian. Entai dari fans yang 'katanya' mencintainya, kolega-kolega yang menginginkan dirinya, bahkan banyak orang yang mengaku menjadi keluarganya. "Bagi lo enak jadi artis. Bagi gue? Kesialan!" *** "Na, lo bisa share semua keluh kesah yang ada dalam hati lo. Gue janji bakalan bantu semaksimal mungkin. Janji." "Ven. Seorang laki-laki juga manusia, lo jangan sungkan buat ngeluarin air mata. Nangis bukan berarti lo banci, tapi itu tandanya lo masih punya hati."
4 parts