Hari ini adalah Hari senin yang paling aku tidak suka, karna upacara dan mata pelajaran kimia dan biologi yang sangat membosankan.sialnya aku telat bangun pagi aku bangun jam menunjukan angka 07:00.
"sial,aku kesiangan. harus buru-buru mandi nih." gumamku.
seperti biasa aku setiap pagi sarapan dahulu sebelum berangkat. setelah itu aku mengeluarkan motor. tak disangka ban motor aku gembes saat aku periksa ternyata bocor.
"sial, bocor lagi bentar lagi upacara akan dimulai. " gumamku.
tak ku duga Aldo lewat depan rumahku entah dari mana dia. Aku coba memangilnya untuk minta tolong, sebenarnya aku ragu karna aku jarang berbicara dengan nya bahkan hampir tidak pernah. Tapi ini sudah mepet jam sudah menunjukan pukul 07:30 dimana upacara akan dimulai. Aku beranikan diri untuk minta tolong kepada nya.
"Aldo!!! " panggiku.
"iya, ada apa." jawab nya.
"Aldo, boleh nggk aku minta anter kamu berangkat sekolah soalnya aku kesiangan nih dan sepertinya ban motor aku bocor." ucapku jujur.
"pliss,bentar aja udh kesiangan nih." ucapku sambil melihat kembali jam tanganku karna waktu terus berjalan.
"yaudh ayok. " ucapnya.
Aku boncengan berdua setelah sekian lama tidak pernah berkomunikasi dan berboncengan. Di jalan kita sama-sama diam tidak ada yang mulai bicara, aku beranikan diri untuk bertanya sesuatu hal yang pribadi.
"Aldo, nay boleh tanya sesuatu" ucapku.
"kamu masih pacaran sama mbk icha?." lanjut tanyaku.
"nggk." ucapnya.
sepertinya dia tidak suka aku bertanya tentang pacarnya atau mantannya.
Tidak terasa aku dan dia sudah sampai di depan gerbang sekolah SMA negeri 01 Way pengubuan.
"Mau turun nggk kita dah sampai." ucapnya.
"hah?. apa?" tanyaku.
"kita udah sampai di depan gerbang sekolah kamu nay.... " ucapnya.
"oh, iya aku turun,makasih ya."ucapku.
" Eh, kok gerbangnya dah di kunci gimna nih aldo."ucapku sambil ketawa.
"entah.yaudah aku mau pulang."ucapnya sambil senyum.
Aku melihat kepergiannya sambil kebingungan celingak-celinguk mencari mang Abdul.
Hanya Aira Aletta yang mampu menghadapi keras kepala, keegoisan dan kegalakkan Mahesa Cassius Mogens.
"Enak banget kayanya sampai gak mau bagi ke gue, rotinya yang enak banget atau emang gara - gara dari orang special?" Mahes bertanya sambil menatap tepat pada mata Aira.
"Eh.. Tuan mau?" Aira mengerjapkan matanya.
"Mau, gue mau semuanya!" Mahes merebut bungkusan roti yang masih berisi banyak, kemudian langsung membawanya pergi. Aira reflek mengejar Mahes.
"Tuan kok dibawa semua? Aira kan baru makan sedikit," Aira menatap Mahes dengan raut memelas.
"Mulai perhitungan ya lo sekarang sama gue."
"Enggak kok, tapi kan rotinya enak, Aira masih mau lagi," Aira berkata dengan takut-takut.
"Ga boleh!" Mahes langsung melangkahkan kakinya ke arah tangga menuju kamarnya. Aira langsung cemberut menatap punggung Mahes yang mulai jauh.
Cerita dengan konflik ringan