The Colours of World
  • Reads 895
  • Votes 148
  • Parts 6
  • Reads 895
  • Votes 148
  • Parts 6
Ongoing, First published Aug 26, 2021
1 new part
Warna dari Dunia. 

Apakah Warna dari Dunia itu?

Hijau itu hutan. Coklat itu tanah. Biru itu langit. Tak berwarna itu laut. Ah, itu secara harfiah saja. Toh bumi dikatakan sebagai dunia para manusia, bukan? 

Selain itu ada pula hal-hal yang terjadi di dunia fana ini. Bahagia, sedih, canda, tawa, kesal, amarah, dan lain sebagainya. Itu di sebut warna kehidupan.

Hal-hal klise dari berbagai genre dapat ditemukan di sini. 

Mengenai kehidupan para makhluk hidup.

Selamat Membaca~

Warning : OneShoot/Drabble/Ficlet, Alternatif Univers (AU), Out of Character (OoC - maybe), No Slash/Boys Love/Yaoi, Baku tidak Baku, dominasi oleh karakter Taufan dan Gempa meski akan tetap ada karakter lainnya, etc.
All Rights Reserved
Sign up to add The Colours of World to your library and receive updates
or
#927hurt
Content Guidelines
You may also like
You may also like
Slide 1 of 10
Dosa Ku cover
𝐒oerabaja, 1730 cover
Kesayangan Bunda cover
He Fell First and She Never Fell? cover
Kisah Tak Sempurna cover
Ziel Alexander Dominic [PDF]✔️ cover
Fiction -sungjake✔ cover
How To Be A Good Papa | Noren cover
After Graduation cover
ELIO RILEY SERGEYEV cover

Dosa Ku

65 parts Ongoing

Liu Qiaqio, Permaisuri Dinasti Jin, telah menyerahkan hati, jiwa, dan raganya untuk sang kaisar. Dia mencintainya dengan sepenuh hati hingga merasa lelah, tetapi sang kaisar yang dingin hanya memiliki mata untuk satu orang, dan orang itu bukanlah dirinya. Kehangatan di mata kaisar saat memandang orang itu tidak pernah menjadi miliknya, kelembutan suara kaisar saat berbicara dengan orang itu tidak pernah ditujukan padanya, bahkan hingga ajal menjemput. "Apa salahku sehingga kau membenciku sejauh ini? Apa aku telah melakukan kesalahan sehingga kau memandangku dengan begitu hina? Apakah mencintaimu adalah dosa yang begitu besar?" tanyaku dengan lemah. "Dosamu adalah mencintai seseorang yang seharusnya tidak kau cintai," jawabnya dingin. 'Dia benar, aku telah menghabiskan terlalu banyak cinta untuknya hingga aku tidak punya sisa cinta untuk anak-anakku, untuk mereka yang benar-benar peduli padaku. Jika aku diberi satu kesempatan untuk menebus semua itu, aku akan menghabiskan seluruh hidupku melakukannya,' pikirku sembari menutup mata dan menyambut kematian. Atau begitulah pikirku.