1. Blurb
"Assalamualaikum Nak Nayla. Maaf dengan berat hati saya harus meminta Laily kembali, Nak. Anak saya, Tarman dalam waktu dekat akan menjemputnya," ucap Mbah Kakung.
"Tidak! Siapa Tarman? Apa hak Tarman pada Laily? Bagaimana mungkin saya akan menyerahkannya begitu saja. Empat tahun saya sudah merawatnya. Empat tahun saya mendampinginya, empat tahun dia panggil saya 'Mama.' Tidak, tidak akan saya serahkan!" jerit Nayla.
Apa yang akan dilakukan Nayla untuk mempertahankan Laily?
2. Prolog
Bagai Langit tanpa Bintang
Bagai Hujan tanpa Pelangi
Bagai Pohon tanpa Buah
Bagai Sayur tanpa Garam
Begitulah kehidupan keluarga tanpa buah hati. Hidup terasa sunyi. Tak ada canda tawa yang menemani. Tak ada obat yang dapat menghilangkan luka.
Demikianlah yang terjadi pada Nayla. Pernyataan dokter bahwa dia dan sang suami sehat-sehat saja, tak mampu membuahkan seorang anak yang didamba. Meski mereka merasa telah menerima takdir yang ada, sang ibu sebaliknya. Dia terus mendesak agar Nayla mempunyai keturunan.
Jalan pun akhirnya ditempuh Nayla dengan mengadopsi seorang anak yang tidak dikenal siapa orang tuanya. Upayanya mulus pada mulanya. Namun, apa yang terjadi selanjutnya?