Ketika tangis kita pecah pertama kali terdengar di dunia, ketika itu pula kita sebagai manusia telah menandatangani sebuah kontrak kehidupan. Sebuah kontrak yang tidak mudah. Akan ada banyak hal-hal yang mengejutkan esok hari. Baik yang senang, ataupun yang tidak senang. Baik yang diinginkan, atau tidak kita inginkan. Baik yang membahagiakan, atau menyedihkan. Kita harus siap menerimanya. Karena tidak ada takdir buruk yang digariskan oleh Tuhan. "Hidup itu teka-teki Zay, takdir itu misteri." Tanpa kita sadari, kontrak kehidupan masih terus berjalan, hingga saat ini. Hanyasaja dengan frekuensi yang berbeda dengan hal-hal yang kita alami di masa lampau. Kali ini lebih besar. Lebih membuat kita tersadar. Bahwa kehidupan, hanya tentang sebuah siklus yang berulang, siklus membentuk spektrum kisah yang terpilin menjadi satu menuju titik akhir. "Siapapun yang terlahir, ia harus siap menghadapi dunia yang penuh keabstrakan. Kau tidak bisa mengubah takdir. Kau hanya bisa menyetirnya. Atau kau akan tenggelam dengan segala misteri yang ada di dalamnya." Semua yang ada di dunia, hanyalah tentang terbit dan tenggelam. Siapapun yang telah menerima kontrak kehidupan harus mengerti, bahwa di tiap-tiap terbit dan tenggelam tersimpan banyak rahasia yang hanya diketahui oleh Tuhan.