Dunia adalah kebebasan, tapi tidak untuk seorang Kerleeanna Alina.
Kita terlahir mempunyai hak, hak untuk memilih.
Tapi apa aku tidak memilikinya?
Dalam hidupku aku tidak mempunyai hak untuk memilih, namun dipilihkan. Berada didekat dengan lelaki yang dipenuhi dengan obsesi itu membuatku sesak setiap saat.
"Terima dia atau pergi dari rumah ini!"
Aku terdiam mematung ketika mendengar teriakan ayahku yang menggema, ketika aku menolak mentah pertunangan itu dihadapan para tamu. Dengan gontai aku melangkah perlahan, masih berbalut seragam SMA aku menerima cincin yang lelaki itu sematkan di jari manisku dengan linangan air mata.
"Kau milikku sekarang Kerleaanna Alina Allison, selamat memasuki duniaku dan selamat datang!" bisik Nalendra lembut, sambil mengecup kening gadis pujaannya.
Aku tersenyum kecut, lalu menepis kasar tangan lelaki yang menghapus air mataku itu. Mulai sekarang apapun yang terjadi, aku tidak akan pernah menangis lagi terutama dihadapan lelaki bajingan itu.
Tameng yang aku perlihatkan bahwa aku selalu kuat, nyatanya tidak begitu.
Aku lemah, dan aku tidak tau akan bertahan sampai mana. Siapa sangka akan jadi seperti ini? Mulai sekarang hidupku terkekang, aku tidak bisa memilih apapun yang aku inginkan dalam hidup. Hidup adalah pilihan, namun aku tidak bisa memilihnya sendiri. Satu kata, yaitu segalanya karena terpaksa.
Dan itu bagaikan siksaan tak kasat mata yang selalu menyiksa batinku.
Lantas apa tujuan dibalik pertunangan yang terjadi secara tiba-tiba ini?
"Aku mau lakuin itu sama kamu, Pak."
Cerita tentang Pita mengeksplor banyak hal baru dalam hidup ketika Airlangga menawarkan sebuah kamar di apartemen pribadinya.
Pita hanya seorang gadis 22 tahun yang masih belum menemukan arah untuk masa depannya. Hidupnya selama ini hanya berputar pada keluarganya. Namun, transisi menjadi dewasa menyadarkannya bahwa banyak hal besar yang belum pernah ia ketahui. Sampai takdir mempertemukannya dengan Airlangga, dan dengan kesadaran penuh menginginkan sesuatu yang selama ini menjadi larangan untuknya.
Airlangga hanya pria yang hampir mencapai kepala 4 di masa hidupnya. Fokusnya hanya pada pekerjaan, pekerjaan, dan pekerjaannya. Tidak pernah sekali terbesit untuk mengalihkan perhatiannya pada hal lain, apalagi seorang perempuan. Namun, semua berubah ketika secara impulsif dia menawarkan sebuah kamar untuk tempat bernaung Pita. Terlebih Pita seperti epitome dari kemurnian yang sulit untuk ditolak.
Mature and adult theme
Age gap
Office romance
Sex scene
18+ 21+