ARANYELIRA

Kisah ini bermula dari ketidaksengajaan pertemuan Aran dengan Ira, hingga melibatkan sebuah cinta yang rumit untuk mereka.

Aku, Airani Putri Hujan. Sesuai dengan namaku, aku pun sangat menyukai hujan. Sebuah air jatuh yang berasal dari langit. Aku menganggap hujan adalah air mata langit yang tak bisa dibendungi lagi. Aku menyukainya karena hujan menemaniku dikala aku sedang menangis. Aku merasa bukan hanya aku yang sedang sedih, tetapi langit pun juga.

"apakah gue bisa jadi pangeran untuk putri hujan yang masih mencintai masalalu-nya?" ucap Aran dengan penuh tatapan harap.

Ira hanya diam menatap Aran tanpa mengeluarkan sapatah katapun. Ira tersenyum ke arah Aran, lalu beberapa detik kemudian ia melangkahkan kakinya dan pergi menjauh.

"Airani Putri Hujan." Panggil Aran yang membuat langkah kakinya terhenti. Aran melangkahkan kakinya menuju Ira. menatapnya sejenak dan kemudian memeluk Ira. "sebentar aja." ucap Aran penuh sendu.

Ira hanya diam mematung. Tak lama Aran melepaskan pelukannya, menatap dan memperhatikan betapa indah dan cantiknya wanita yang ia cintai.

Ira membalas tatapan Aran, ia tersenyum padanya dan tangannya menepuk pelan pundak Aran lalu melanjutkan langkahnya menjauh dari Aran.

"Jangan pergi, Ra.." Lirih Aran tak berdaya, melihat kepergian Ira. Kakinya yang sudah tak mampu menopang tubuhnya membuat Aran terjatuh dengan posisi berlutut dan menundukkan kepalanya.
"Andai aku adalah cowok masalalu kamu Ra, udah pasti aku nggak akan ngelakuin seperti yang cowok itu lakuin ke kamu," ucap Aran pada dirinya sendiri.

Kata - kata untuk Ira yang tak sempat ia ucapkan tadi.

"Aku lupa akan hal sesuatu. Bahwasanya, kamu adalah putri hujan yang sangat menyukai hujan. Bukan salahmu, tetapi salahku yang memposisikan diriku sebagai payung untuk mu berteduh." -Evano Verendra Pangeran.